Halte Harmony

Utep Sutiana
Chapter #11

BAGIAN 2 : FRUSTRASI

Richard


Aku terbangun dengan limbung. Butuh beberapa lama untukku menyadari sedang berada di mana.

Kulihat langit-langit kamar yang asing bagi penglihatanku. Tidak di kamarku, tidak pula di kamar mamaku. Aku tergeletak di sebuah beranda rumah dengan porselein sewarna susu. Dan itu, beranda rumahku sendiri.


Aku tidak ingat lagi jam berapa aku pulang. Seingatku, malam tadi aku terdampar di sebuah halte dalam keadaan bingung: pergi jauh atau kembali ke rumah.

Aku memutuskan kembali, walau pada kenyataannya aku tidak berani masuk ke dalam rumah. Mamaku pastinya sudah tertidur lelap, dan aku tidak ingin membangunkannya.


Selepas dari pos satpam, aku tidak segera masuk. Kuputuskan untuk tidur di luar. Kepalaku sangat berat, pertengkaran dengan Papa masih terngiang-ngiang dan mendengung-dengung.

Semalam aku mabuk berat. Entahlah aku merasa bahwa hidupku kini terasa sangat kosong.

Seandainya Mama tidak ada, aku lebih memilih mengakhiri hidup ketimbang harus menyaksikan papaku berbahagia dengan perempuan lain yang bukan mamaku.


Aku berdiri dengan ringkih. Pintu sudah terbuka. Perawat itu baru saja keluar untuk sebuah alasan.


“Bagaimana dengan Mama?” tanyaku ketika tubuh kami saling berpapasan.


Perawat itu hanya menggeleng. Sudah bisa kupastikan bahwa tidak ada perubahan yang berarti akan kesehatannya.


Aku masuk dengan enggan. Inginnya aku berlari jauh dan tidak kembali.

Namun, mamaku selalu jadi alasan agar aku tidak melakukannya. Ruang tengah yang besar lengang. Kosong tanpa penghuni.

Rumah mewah ini hanya berisi lima orang saja: aku, mamaku, satu orang pembantu, satu orang perawat, dan satu orang satpam. Papa? Pasti sedang berada di rumah perempuan simpanannya itu.


Lihat selengkapnya