Malik, Zein, dan Miranti
Solitude pergi dengan sebuah mimpi besar. Jakarta mungkin akan menjadi saksi sejarah munculnya grup band baru yang potensial.
Solitude berharap bahwa kiprah mereka dalam bermusik bisa diterima dengan baik di masyarakat musik Indonesia.
Aku mendesah, perjalanan Bandung-Jakarta membuat punggungku sedikit pegal. Dan …. Kami kelaparan.
Fakta menarik yang membuat laju kami terhenti untuk sementara waktu. Kami istirahat beberapa jenak seraya menikmati pisang goreng yang baru saja kubeli dari lapak gorengan dekat halte bus.
Lima belas menit. Setidaknya waktu sebentar itu bisa sedikit mengurai rasa penat yang kami rasakan.
Aku menatap baligo besar di atas sebuah jembatan layang di hadapanku.
Sebuah iklan konser sebuah band besar tercetak di sana. Aku membayangkan bahwa suatu hari nanti, Solitude-lah yang iklannya terpampang di baligo besar tersebut. Aku tersenyum.
“Orang gila,” teriak Miranti yang mendapati diriku tersenyum sendiri. Aku menoleh.
“Sirik,” jawabku.