Armielda
Aku hampir sampai di bawah kerindangan pohon akasia itu. Sebuah jeritan juga pekikan terdengar nyaring dari arah halte.
Aku terkejut ketika sebuah ledakan keras beserta asap pekat yang membubung tinggi seolah bergerak ke arahku dengan disertai hawa panas.
Aku tercekat, terlihat tubuh-tubuh berlesakan dari arah halte bercampur dengan terlemparnya benda-benda keras di sekitarnya.
Harusnya aku segera bergegas menyelamatkan diri. Nyatanya, tubuhku malah mengaku. Sementara tepat di belakangku, tubuh Indira sudah terlempar jauh terdorong oleh kekuatan dahsyatÂ
Aku merasakan hawa panas melingkupi tubuhku disertai rasa sakit yang tak terkira.
Aroma daging yang terbakar menguar. Panas itu semakin tak tertahankan. Panas semakin cepat menjalar. Antara sadar dan tidak aku berusaha berlari.