Seno dan Audy
Audy baru menapakkan satu kakinya di tangga bus ketika sesuatu yang dahsyat terjadi. Sebuah ledakan yang menggetarkan terjadi begitu saja di hadapanku. Tanah bak diguncang gempa bumi.
Jalanan berasap tebal sementara serpihan benda-benda yang sudah berupa puing berlesakan. Ada api yang tiba-tiba muncul membulat lantas mengempas tubuh-tubuh kami dalam radius beberapa meter. Aku terpelanting.
Namun, tanganku masih tergenggam erat di tangan Audy. Betapa kagetnya aku, tangan itu sudah kehilangan tempatnya menempel. Tubuh Audy hilang entah ke mana bersamaan dengan terlemparnya bus itu ke udara dengan disertai suara-suara yang mengerikan.