Indira
Kami hampir sampai di bawah kerindangan pohon akasia itu. Sebuah jeritan juga pekikan terdengar nyaring dari arah halte.
Kami terkejut ketika sebuah ledakan keras beserta asap pekat yang membubung tinggi seolah bergerak ke arah kami dengan disertai hawa panas.
Aku tercekat, terlihat tubuh-tubuh berlesakan dari arah halte bercampur dengan terlemparnya benda-benda berupa serpihan dan puingĀ di sekitarnya. Harusnya aku segera bergegas menyelamatkan diri.
Nyatanya, aku tidak sempat melakukannya. Tubuhku terlempar beberapa meter ke udara. Aku masih melihat Armielda masih berdiri kukuh, tidak bergerak sama sekali.