Halu

Ratih Abeey
Chapter #1

Prolog

Namaku Ananda Prasista. Umur 17 tahun. Gadis yang menyukai Film, Novel dan juga puisi. Tapi aku tidak suka pertemuan, sebab pertemuan hanya dibatasi benang tipis dengan kata perpisahan.

Aku tidak mengerti...

Disaat semua orang sudah memiliki takdir-nya masing-masing, justru aku harus menulis takdirku sendiri. Takdir yang sangat rumit. Tidak bisa di artikan dan tidak bisa di bayangkan.

Semua itu berawal dari sebuah pagi yang sempurna. Tepat pada bulan Juli 2017 di kota Subang, jawa barat. Aku menemukan satu dari ribuan keturunan Adam yang memiliki pesona yang memikat. Namanya Rey.

Reyhan. Laki-laki yang pertama kali ku dengar sedang tertawa kecil bersama kawannya.

Di saat seluruh murid diperintahkan berbaris dilapangan basket untuk mendengarkan amanat seorang guru tua yang membosankan, laki-laki itu justru terlihat asik menertawakan. Kala itu aku benar-benar sedang kesal, karena Pak Toto dengan seenaknya memberikan amanat panjang yang tidak jauh dari kata kebersihan dan juga pelanggar peraturan sekolah. Padahal hal tersebut bagiku sudah sangat tidak asing lagi.

Hari itu aku belum sarapan, belum mengerjakan PR-ku dan juga kaki ku terasa sangat pegal. Sehingga tingkat kekesalanku semakin memuncak. Untung saja Pak Asep (guru yang lain) tak lama kemudian menyuruh seluruh murid duduk, setidaknya aku tidak terlalu pegal. Tapi tetap saja tidak ada untungnya juga saat ku rasakan ubin yang ku duduki terasa sangat panas dipantat. Ah, sial.

Aku menyenderkan kepala ku pada bahu Fany -sahabat terbaiku disekolah. Tapi sebelum itu aku sempat meminta izin terlebih dahulu padanya, karena ku takut dia tidak menyukai tindakanku yang merepotkan.

Aku berbisik pada Fany "Fan, kapan amanat ini akan selesai?" tanyaku karena sudah sangat malas.

"Mana aku tahu, coba tanyakan saja pada Pak Toto he he" ia terkekeh pelan.

Aku hanya memutarkan bola mataku dengan kemasalan luar biasa. Hingga suara tawa dua orang siswa yang berada tepat disampingku membuat ku semakin tidak mendengarkan ucapan demi ucapan yang dilontarlan Pak Toto didepan.

"Sebentar lagi Pak Toto pasti berkata lagi -gitu" ucap salah satu laki-laki itu.

Dan ku dengar samar-samar Pak Toto mengucapkan sesuatu.

"Hari ini saya menyatakan bahwa siswa-siswi yang ketahuan terlambat, akan diperintahkan membersihkan area sekolah terlebih dulu sebelum masuk ke kelas, gitu"

"Begitupun dengan siswa dan siswi yang ketahuan membuang sampah sembarangan, gitu"

Serentak kedua laki-laki itu tertawa kecil setelah beberapa kali membeo kata gitu yang diucapkan Pak Toto. Aku hanya diam saat itu, dan aku juga belum berani untuk menoleh kearah mereka. Karena ku pikir kegiatan tersebut tidak menarik.

Tapi semakin lama semakin aku mendengar tawa renyah laki-laki disampingku, tanpa disadari bibirku pun ikut menyunggingkan senyum dan bahkan tawa kecil mengembang menyertai lelucon yang mereka lontarkan.

Sungguh, tawanya sangat mengetuk diriku untuk menolehnya.

Menatap.

Dan...

Lihat selengkapnya