HALU

Mutiarampulembang
Chapter #1

Prolog || HALU

"Kadang sesuatu yang di anggap tak penting, menjadi sesuatu yang sangat kita butuhkan"

-Halu-

------------------

Hiruk piruk Jakarta pada pagi ini sangat padat, wajar karena hari ini adalah hari senin. Banyak Anak sekolah dan pegawai kantoran yang sangat terburu buru.

Bukan hal yang biasa lagi jika hari senin di anggap hari terburuk dalam kamus pelajar. Alasannya ada dua, harus bangun pagi dan upacara bendera.

Tak terkecuali cewek berambut panjang ini yang berlari terbirit birit menuju gerbang sekolah yang sebentar lagi akan di tutup, karena upacara bendera akan di mulai.

“Pak Didot!” seru Cewek itu, melihat Satpam sekolah-pak Didot menutup gerbang.

"Cepat neng" ucap Pak Didot pada cewek itu, membuka sedikit gerbang.

Dengan langkah besar, cewek itu berhasil melewati gerbang yang masih terbuka setengah berkat pak Didot.

"Makasih yah pak" ucap cewek itu, bergegas menuju barisan sebelum mendapat teguran dari guru patroli. Bahkan tas miliknya di lempar ke salah satu pohon di dekat tempatnya berbaris.

“Gila...capek banget gue” ucap Cewek itu, mengusap peluh di keningnya.

“Capek kenapa lo?” tanya cewek di sebelahnya.

"Lari..,lo gak tahu perjuangan gue lari dari depan" jawab Cewek itu, membuat Nayya-cewek di sebelahnya mengangguk.

Cewek itu menatap sekitarnya, lapangan SMA Galaksari banjir akan manusia berseragam putih abu lengkap dengan dasi dan topi. Tunggu, topi? Cewek itu seketika panik sendiri menyadari kepalanya bersih dari perlindungan benda keramat itu.

"Astaga topi gue mana?" panik cewek itu, membuat Nayya di sebelahnya turut panik.

“Lo gimana sih?, masa lupa sama benda keramat itu” 

“Emang penting benda keramat gitu di ingat!” sewot cewek itu, melupakan masalah yang segera menghampirinya.

"terserah lo deh, yang penting siap siap aja di jemur babe" ejek Nayya di sebelahnya, membuat cewek itu mendengus sebal.

Bukan hal biasa lagi jika topi adalah benda keramat senin murid SMA Galaksari, jika benda itu tak ada di kepala siap siap saja di terkam para guru BK.

Baru saja di katakan, kini guru Bk itu tengah menatap sangar cewek itu "Topi kamu mana?!" tanya guru Bk itu galak, membuat murid di sekitar situ merinding.

"Gini bu...jadi kemarin tuh saya gak sengaja manggil tuyul. Nah tuyulnya botak bu mana matahari lagi panas panasnya jadi karena saya baik maka saya pinjamin deh topi saya ke tuyul itu, tapi sampai sekarang gak di balikin bu" jelas cewek itu, dengan jawaban tak masuk akal.

“Tuyul?!” beo guru Bk itu, membuat cewek itu mengangguk kuat.

“Kamu pikir saya bodoh?!, sampai percaya hal tak masuk akal itu!” 

Cewek itu sedikit menciut melihat aura kemarahan dari Bu Rosi-sang guru Bk. Urat-urat di wajahnya tercetak jelas dan wajahnya merah padam karena menahan amarah. Bisa cewek itu tebak, sebentar lagi dia akan mendapat teriakan keras dari guru itu.

"Kamu ke barisan sana cepat!" bentak Bu Rosi menunjuk barisan yang sedikit berada di tengah lapangan, membuat semua tatapan bisa melihat yang berbaris disana.

Cewek itu lantas menoleh ke arah yang ditunjuk Bu Rosi, lalu menatap guru itu, “sekarang bu?”

“nggak, tapi tahun depan!” pekik Bu Rosi menatap cewek itu geram.

Cewek itu tersenyum riang menatap Bu Rosi, “masih lama dong bu” kata cewek itu, membuat sang guru melotot tajam.

Lihat selengkapnya