Hammurabi

naomi leon
Chapter #9

9. Shimmering Hot (1)

“Tik, please berhenti minta-minta hal yang kamu mau atas namaku.”

“Nggak bisa, aku kan malu.”

“Jadi kamu ngejual harga diriku, Ya Tuhan, ok fain.” Seroja meratap.

Etika cekikikan. Seroja mengangkat pandangannya sejenak dan tatapannya bertemu dengan Ben. Cowok itu tersenyum simpul. Seroja mengangguk, lalu balas tersenyum dengan terpaksa.

Akhirnya rapat siang itu ditutup dengan keputusan bahwa permintaan Seroja soal ikut long march bersama akan dirembuk dulu dengan semua pengurus BEM Teknik. Keputusan akan disampaikan paling lambat tiga hari dari sekarang.

Seroja berusaha mempertahankan agar ekspresi wajahnya tetap datar.

Tiga hari lagi? Kelamaan! Long march kan minggu depan!

Seroja melirik ke arah Ben, menangkap cowok itu tengah mengamatinya. Ben mengembangkan seulas senyuman simpatik. Senyum yang mulai sekarang akan Seroja juluki sebagai 'senyum sales asuransi'.

“Nanti aku coba bantu,” bisik Ben lembut kepada Seroja sebelum mereka membubarkan diri. Ia tahu-tahu sudah berada di dekat gadis itu, mengambil tas selempang Seroja yang ia sampirkan di dekat kursi lipat yang ia duduki.

"Terima kasih," balas Seroja, lebih karena Ben sudah membantu mengambilkan tasnya. "Tapi aku bisa selesaikan sendiri." Jawaban itu terdengar lebih sinis dari yang Seroja duga.

Ben mengerjap, seperti tak menyangka ditanggapi demikian. "Maaf maksudku bukan...."

"Bukan salah kamu, jangan minta maaf." Seroja menyetop.

Ia mengangkat pandangannya, menatap Ben lurus. Seroja berani bersumpah tak ada rasa sesal sedikit pun di sorot mata cowok itu. Maaf tadi hanya basa-basi. Sayang banget, karena matanya jernih dan dalam, alisnya tebal dan bulu matanya panjang, dan, ok, stop, Ja.

Seroja berusaha menakar apa dan bagaimana sebenarnya cowok ini. Mungkin Ben memang suka sok baik? Mungkin memang cowok itu tipe yang suka berbasa-basi di depan? Semacam terlalu sopan? Semacam suka tebar pesona?

"Oke," balas Ben ketika Seroja menyetop permintaan maafnya. Ia tersenyum lagi.

Tangannya yang panjang mengangsurkan tali tas kepada Seroja. Seroja meraihnya tapi dalam sepersekian detik sebelum tas itu benar-benar berpindah tangan ke Seroja, Ben melepaskannya lebih cepat hingga tas Seroja jatuh ke lantai.

Ben membiarkan tas itu tergeletak. Seroja segera membungkuk dan menyambar tali tasnya.

Lihat selengkapnya