Hammurabi

naomi leon
Chapter #10

10. Shimmering Hot (2)

Afriza tiba-tiba meletakkan botol sambal di antara mereka berdua. 

“Permisi, aku tahu aku ini cuma additional player supaya Seroja nggak disangka berduaan sama Maha dan jadi sasaran fansnya Maha, tapi tolong dong.” Afriza menumpukan dagu pada tangannya, memandangi Seroja dan Maha dengan sirik.

“Gini-gini aku juga manusia. Jomblo tiga tahun. Dari dulu minta aku minta Seroja comblangin aku sama Etika tapi Seroja nggak pernah mau.”

“Jangan curhat, malu ama Seroja yang mikirin pacaran aja enggak.” Maha menggeser botol sambal kembali ke ujung meja.

“Nggak sempet mikirin ya bukan nggak pernah,” koreksi Seroja.

“Nggak sempet ya.”

I have my reasons.” Seroja meniup permukaan gelas es tehnya yang berembun. "Lulus kuliah dulu baru deh aku mau duniaku teralihkan pacaran sama anak CEO kaya raya dan ganteng."

Afriza tergelak. "Astaga aku nggak nyangka Seroja yang anak BEM mimpinya mainstream gini. Kirain kalian anak BEM edgy-edgy. Semacam outlier yang sukanya jelek-jelekin selera massa."

"Kesimpulan dari mana itu? Kita anak BEM juga manusia, ingin beranak pinak dengan tenang," bantah Seroja. "Kukira anak-anak persma yang outlier. Agak banci tampil juga kaya anak-anak BEM but with a cause." Gadis itu mencibir bercanda.

"Za, Seroja siang-siang begini mikir soal beranak-pinak," tukas Maha, yang segera menuai sebuah sodokan lengan Seroja di pinggangnya.

"Maha, please pakai otakmu sebelum komentar jangan kebanyakan planking."

Maha membentuk lingkaran kecil dengan jemarinya. Tanda OK. Afriza gantian menatapi mereka berdua. "Kupikir kalian ini udah diem-diem jadian. Status terbaru kalian apa?"

"Status apaan." Seroja mengelak. "Emangnya sosmed dikit-dikit harus di-update."

"Lagipula siapa yang butuh status kalau hatimu sudah jadi milikku, ya nggak, Ja?" Maha membuat corong dengan sebelah tangan dan berbisik.

Seroja menatap balik penuh celaan. "Nggak, jawabannya nggak."

Pesanan mereka datang. Maha menarik piring nasi goreng miliknya dan mulai melahapnya. Sementara Seroja menatapi potongan batagor yang ia pesan, mendadak tak berselera.

“Omong-omong gimana hasil penyelidikan soal penyusup yang bikin ricuh di aksi demo kita? Ada tersangka?” tanya Seroja.

“Belegommm…,” jawab Maha dengan mulut penuh. Ia kelihatan lebih jelek kalau begitu.

Afriza mencemooh. “Emang pernah ketemu ya siapa oknum-oknum kaya gitu? Kaya baru belajar demo aja sih, Ja. Hantu-hantu bayaran gitu menghilang setelah tugasnya selesai.”

Maha terkekeh setuju. Ia dan Afriza mengadu kepalan tangan.

Lihat selengkapnya