Hana, Sekolah Terakhir

lidhamaul
Chapter #20

PADA AKHIRNYA

“Ibu serius? Wah, alhamdulillah. Selamat ya,” pekik Bu Siswati, ketika Hana menyampaikan rencana pernikahannya.

Tanggal sudah ditentukan, undangan akan dicetak. Hana ingin pasangan suami istri tempatnya bekerja tahu lebih dulu. Dengan begitu ia juga bisa menjadwalkan pekerjaannya lebih baik.

“Ibu nggak pengen nikahnya pas liburan saja?” tanya Pak Ghozali.

“Nikahnya memang pas libur, Pak.”

“Maksudnya libur panjang tahun ajaran, Bu,” jelas Bu Siswati, lalu menengok suaminya, “masak Bapak nawar gitu. Itu sudah ketetapan bersama keluarga mereka.”

“Benar. Selamat ya, Bu Hana,” ucap Pak Ghozali akhirnya.

Entah bagaimana, berita Hana akan menikah, perlahan menyebar ke para murid.

Hana sedang berada di ruang komputer ketika Marlan mendatanginya.

“Ibu beneran mau nikah?!” Marlan menanyainya dengan mengagetkan.

“Kata siapa?” tanya Hana santai.

“Kata anak-anak. Jadi, itu benar?!” tanyanya lagi.

Rasanya tidak mungkin juga Hana berbohong.

“Masih rencana manusia. Nanti kalau resmi dikabari, ya,” balas Hana tersenyum.

“Kok bisa Ibu nggak ngasih tahu? Kita tiap hari ngobrol sama-sama. Aku banyak cerita tentang diriku. Kok bisa Ibu nggak ngasih tahu?” Marlan terlihat kesal.

“Marlan, itu urusan keluarga, sangat pribadi. Nggak bisa sa—”

“Aku pikir kita teman!” gerutu Marlan, bergegas keluar ruangan.

Hana terkesiap dengan reaksi Marlan.

Nyatanya, Marlan bukan satu-satunya yang kecewa. Kamsir memprotes Hana lewat telepon, menanyakan apakah Hana masih mau membahas hal-hal random jika nanti sudah menikah. Gina yang makin akrab dengan Hana juga sempat kecewa karena mendapat berita dari pihak yang tidak terkait. Namun, hanya sesaat saja. Setelah itu, ia rajin mendekati Hana agar tetap up-to-date.

“Pokoknya kalau ada undangannya, harus aku yang pertama dapat. Harus aku yang nempel di mading!”

“Nggak bisa dong! Undangan ditempelnya di papan pengumuman,” sahut Hana.

Lihat selengkapnya