Gadis mengurungkan niatnya untuk memindahkan file dari ponsel lamanya setelah dia mendengar bahwa Hiro adalah orang yang berbahaya. Sehingga Dokter Taqi mengajak Gadis untuk mengambil beberapa barang berharga miliknya di rumah Harold. Ya, selama ini, Gadis menitipkan beberapa barangnya di gudang milik Harold.
"Aneh.....!" gumam Gadis tiba-tiba saat berada di dalam mobil bersama dokter Taqi.
"Apa....?"Dokter Taqi heran dengan Gadis yang sering berbicara dengan dirinya sendiri.
"Apa Kakak terlibat sama perdagangan manusia? Kakak berniat menjebakku atau gimana...?" berondongan pertanyaan Gadis membuat dokter Taqi tertawa terbahak-bahak.
"Emangnya kamu pikir keluarga Gato adalah keluarga mafia? Lagipula, mereka adalah keluarga terpandang di kota ini. Mana mungkin mereka melakukan hal yang beresiko semacam itu? Hanya saja keluarga itu memiliki Hiro yang.... " dr.Taqi tak melanjutkan kata-katanya sambil tersenyum.
"Yang, apa..?" tanya Gadis dengan wajah dinginnya.
"Yang agak sakit," jawab dokter Taqi santai.
"Mereka memiliki segalanya. Tragis sekali. Lelaki itu tak bisa memanfaatkan kekayaannya karena sakit. Hiro nggak memiliki gejala psikopat kan?" Tanya Gadis dengan wajah tanpa ekspresinya.
"Huueee....?? Siapa yang bilang Hiro seorang psikopat. Justru dia jauh lebih lemah dari apa yang kamu pikirkan." Dokter Taqi melanjutkan.
"Itu kalau dia berada di luar lingkungan rumahnya. Mungkin dia adalah orang yang lemah. Terus, gimana kalau dia sedang berada dalam lingkungan rumahnya? Jelas-jelas aku denger tadi Bu Rani bilang, Hiro sangat berbahaya bila, tinggal bersama di rumah keluarga itu." kata Gadis sambil menirukan ucapan Bu Rani. Kali ini dengan wajah agak sedikit ketakutan.
"Hahaaa! Berbahaya? Jadi, Bu Rani bilang Hiro itu berbahaya, gitu?" dr. Taqi menertawakan Gadis.
"Menjengkelkan! Maksudnya apa Bu Rani bilang gitu? Dia, nggak menjelaskan apa-apa sama aku." ucap Gadis lagi sambil menggaruk kepalanya.
"Mungkin untuk sebagian orang. Bisa di bilang itu tindakan berbahaya. Tapi, untuk seorang Gadis seperti kamu, mungkin hanyalah hal yang biasa saja." jawab dokter Taqi sambil tersenyum.
"Kamu inget kan, jika Hiro meminum obat melebihi dosis, dia bisa kehilangan kendali?" lanjutnya.
"Hemm. Terus?" tanya Gadis lagi.
"Ketika dia dalam keadaan marah dan depresi, Hiro diam-diam meminum antidepresannya berkali-kali. Dia selalu menemukan obat buatan Kakak, meskipun sudah disembunyikan Mamahnya di dalam rumah. Setelah dia meminumnya, yang terjadi adalah..." dr. Taqi tiba-tiba menghentikan laju mobilnya.
"Apa hah...?" tanya Gadis semakin penasaran.
"Udah pasti.... Dia berhalusinasi. Karena dia meminum lebih dari dua butir pil dalam sehari. Bayangin aja, disaat asisten rumah tangga lagi bersih-bersih rumah. Hiro berhalusinasi dan membuat mereka ketakutan. Ia merasa dirinya adalah seorang pemburu..." lanjut dr. Taqi.
"Emang apa yang dilakukan sampai mereka ketakutan?" tanya Gadis sambil bertumpu pada kedua telapak tangan.
"Hiro akan mengejar mereka tanpa henti. Setelah berhasil menangkap salah satu asisten, di rumah Bu Rani, dia nggak akan melepaskan kaki mereka, dan memeluknya sampai berjam-jam lamanya." kata dr.Taqi tampak serius.
"Dulu juga pernah ada kejadian saat Hiro masih berada di rumah Ibu Rani. Dia menyelinap ke kamar asisten Kakek Osamu. Lagi-lagi dia memeluk kaki asisten tersebut. Beruntung Bi Narti mengerti keadaan Hiro." lanjut dokter Taqi.
"Menjengkelkan! Lelaki semuda dia melakukan pelecehan...!!! Terus kalo aku yang digituin gimana?" Gadis terkejut mendengar ceritanya.
"Kakak yakin, dia nggak mungkin bisa mendekati kamu. Malah kamu yang akan melumpuhkan Hiro dengan membantingnya..." dr. Taqi menahan tawa.
"Tapi gimana ya Kak, seorang perempuan muda secantik aku pasti membuat jiwanya terusik. Aku merasa harus berhati-hati," Gadis bergumam.
"Kamu? Cantik? Hahaha.... Kamu Ganteng!! Kalau kamu nggak mau, Mendingan kembaliin aja kartu pelajarnya," kata dr. Taqi lagi.
"Nggak bisa begitu, kata-kata yang udah diucapkan, nggak bisa ditarik kembali." jawab Gadis tegas.
"Tapi, ada satu hal lagi yang aneh." pikir Gadis baru mengingat sesuatu.
"Aneh apalagi sih...? Kamu itu yang aneh." kata dr. Taqi sambil melanjutkan perjalanannya.
"Bentar aku lihat catatanku." Gadis mengambil buku notenya dan membaca sesuatu.
"Apa lagi...?" dr. Taqi penasaran.