Beberapa hari berlalu...
Gadis masih merasa kesal dengan Hiro. Meskipun ia tahu bahwa lelaki itu sedang berada dalam situasi yang kurang baik, karena pergelangan tangannya terkilir. Keadaan Hiro yang demikian itu, tampaknya tak mampu mengurangi sedikit amarahnya yang terlanjur membakar hatinya. Bahkan Hiro sudah menepati janjinya untuk melepaskan nametag "Boy" dari seragam remaja tomboy tersebut.
Dia mulai enggan memandang wajah pucat lelaki itu saat berada di dalam kelasnya. Beberapa kali Gadis memalingkan wajahnya saat pemuda itu mendekatinya.
Saat ini, Hiro membutuhkan sedikit bantuan Gadis menggambar sayatan tipis di telapak tangannya. Miss Hita tampaknya memberi tugas dengan membuat makeup sebuah luka. Akan lebih baik bila mereka membuat sketsanya terlebih dahulu.
Namun, lagi-lagi Gadis menghindarinya, dengan beranjak dari kursi dan mengambil peralatan yang akan digunakan untuk membuat luka buatan pada telapak tangannya.
Hiro, mendesah tak percaya dengan apa yang dilakukan remaja tomboy itu padanya. Lelaki itu tampak sangat menyesali keegoisannya terhadap Gadis, dan tak menyangka hanya karena sebuah name tag. Gadis merasa sangat marah dan kali ini, sulit sekali meluluhkan hatinya. Hiro berharap agar semua ini segera berakhir.
Bagaimana mungkin dengan tangan yang terkilir Hiro mampu melakukan segalanya sendiri. Setelah beberapa kali Gadis mengacuhkannya, lelaki itu tampaknya mulai lelah dengan sikap keras kepala remaja tomboy itu.
Kemudian ia berjalan menuju loker di sudut kelasnya tersebut. Sekilas mengintip hadiah yang akan diberikannya untuk Gadis. Tapi sepertinya, semua akan sia-sia jika dia memberikannya dalam situasi seperti ini. Lagi-lagi dia mengurungkan niatnya seperti tiga hari yang lalu..
Miss Hita yang sejak tadi memperhatikan tingkah siswa nya tersebut merasa ada sesuatu yang janggal di antara mereka berdua. Bahkan udara dan atmosfer dikelas SFX terasa begitu berbeda, dingin..beku.. Dan canggung.. Namun, sedikit percikan api tampaknya bisa menyulut kebakaran besar di antara Gadis dan Hiro.
"Huh... Ada apa sebenarnya dengan mereka...?" pikir wanita cantik itu sambil melipat kedua tangannya. Dirinya bahkan masih terus memantau kedua muridnya tersebut. Miss Hita mulai kesal dan mendesah hebat. Lantas dia mulai menggebrak meja sekencang mungkin. Sampai-sampai segala macam benda yang berada di atas mejanya berjatuhan, hancur, dan porak poranda bagaikan dilanda gempa.
"Brakkkk....!!!!"
"Dis....!!! Kamu tahu kan, kamu ini partnernya siapa...? Miss Hita bertanya pada Gadis dan berjalan mendekatinya.
"Iya Miss... Lalu?" jawab Gadis polos.
"Lalu....? Ngapain kamu duduknya jauh banget dari partnermu...! Dan... Harusnya, tangan yang diberikan make up effect bukan tanganmu sendiri. Sebagai pembimbing kalian, Miss akan menilai hasil make up effectnya di tangan partner masing-masing.... Ngerti...?" ucap Miss Hita tegas.
"Tapi Miss... Saya kan punya tangan sendiri...," elak Gadis.
"Iya...Siapa bilang, kamu nggak punya tangan? Jadi, Miss Hita pengen.. Kamu bisa melakukan make up buat orang lain.... Banyak kisah tentang seorang MUA profesional yang mampu melakukan make up untuk dirinya sendiri. Tapi nggak mampu melakukan make up buat orang lain, karena apa....? karena tangannya gemetaran... Jadi, Miss Hita berharap kalian berdua mampu mengendalikan diri kalian sendiri, apa pun yang terjadi. Nggak peduli dengan situasi, atau perasaan yang sedang kalian rasakan. Kalian harus mampu mengatasinya," jelas Miss Hita dengan membulatkan kedua bola matanya.
"Ouwh... Iya Miss," ucap Gadis lemah dan merasa kecewa, karena harus bekerja sama lagi dengan Hiro. Gadis segera membereskan perlengkapannya dan membawanya menuju meja milik Hiro. Di balik maskernya lelaki berparas rupawan tersebut tersenyum kecil mendengarkan penjelasan dari Miss Hita.
Dengan malas, Gadis duduk di sebelah Hiro dan menarik lengan kanannya dengan kasar. Hiro berteriak kesakitan.
"Aauuwww.... Yang benerlah..!! Yang sakit sebelah kanan...!!!" teriak Hiro kesakitan.
"Kalo sakit kenapa nggak dibalut perban aja sih...!" Gadis kesal sambil meletakkan kembali tangan Hiro dengan perlahan.
"Lagian, kamu masih bisa makan pakai tangan kanan kan...? buktinya kamu selalu bisa makan dengan tanganmu sendiri!" ucap perempuan itu lagi.
"Jadi selama ini, kamu lupa kalo aku sebenernya kidal...? Hanya saat makan, aku selalu menggunakan tangan kananku. Jadi saat tangan kananku terkilir, nggak ada masalah sama aku..... Kecuali saat kamu memegangnya dengan kasar!! auwhh... bener-bener, sakit..!! Kalo marah jangan lampiasin kemarahanmu dibagian yang sakit..!!" marah Hiro pada Gadis.
"Yaa.. Maaf, nggak tau." Gadis mengatakannya datar tanpa ekspresi. Setelah meminta maaf tanpa ketulusan hati, Gadis kembali bersikap dingin dan suasana kembali tegang. Kini keduanya duduk berhadapan saling memandang diam membisu. Bahkan beberapa menit berlalu dengan sia-sia, tak ada tanda-tanda pergerakan dari Hiro maupun Gadis. Hingga akhirnya Miss Hita mendatangi keduanya.
"Hallooo.. Assalamualaikum...," kata Miss Hita di depan keduanya.
"Waalaikumsalam...," jawab Hiro dan Gadis dengan cepat.
"Jadi...udah selesai apa belum...? Hah..???" Miss Hita memperhatikan keduanya sejak tadi dan semakin kesal dengan kedua muridnya yang memiliki kelakuan absurd itu.
"Dis, Hiro.. Kalian berdua.. Akan menerima akibatnya kalo tugas dari Miss, nggak kalian kerjakan...!! Miss, akan membuat laporan kemajuan belajar kalian, supaya mendapatkan nilai yang terendah di Academy ini. Ngerti...?" bisik Miss Hita.
"Lhoohh....!! Ini kita mau mulai Miss...," kata Gadis segera meraih lengan kiri Hiro dan segera membersihkan dengan toner dan kapas. Perempuan tomboy itu selalu terobsesi dengan nilai yang tinggi.