Beautiful Gadis

Anggia Novkania
Chapter #21

21. Yang Terjadi Adalah

Flashback Gadis saat di kelas 7...

Pertengahan semester dimulai seperti biasa.. Gadis berjalan di koridor sekolahnya bersama beberapa teman yang sangat mengidolakannya. Bahkan tampak berjajar rapi siswa lelaki yang berusaha untuk mendekatinya. Beberapa dari mereka memberikan potongan coklat yang berhiaskan pita berwarna merah muda. Gadis tak bisa menerimanya begitu saja. Meskipun demikian, dia berusaha menolak pemberian mereka dengan sopan sehingga tak ada yang merasa tersakiti oleh kata-katanya. 

Penampilan Gadis sangatlah cantik dan terlihat sangat berbeda dengan dirinya di masadepan. Selain bola matanya yang berwarna kecoklatan, perempuan muda itu juga memiliki warna rambut yang serupa. Gadis sebenarnya bukanlah seseorang yang rapi, dan tak peduli dengan penampilannya sehingga dia selalu membiarkan mahkotanya itu tergerai dengan indah.

Namun tiba-tiba seseorang datang dari belakang dan kemudian menarik rambutnya dengan kasar. Sampai-sampai dirinya menjerit kesakitan. Kejadian yang mendadak itu, begitu mengejutkannya. Bahkan teman-teman yang mengidolakannya juga bingung dengan segerombolan siswi yang tiba-tiba datang mengelilinginya dan mendorongnya tanpa ampun. Perempuan itu akhirnya jatuh terlentang di tengah koridor sekolahnya tersebut.

Tanpa ia sadari, kepalanya membentur sebuah benda yang sangat keras dan membuat dirinya tergeletak tak berdaya. Sesuatu yang sangat kental dan berbau anyir tiba-tiba mengalir dari kepalanya. Pening sesaat hingga ia kembali lagi dalam kesadarannya. Remaja cantik tersebut sesungguhnya tergeletak di atas genangan darahnya sendiri. Lantas ia terbangun dalam keadaan bingung dengan apa yang terjadi. Sekilas bayangan Adhity sahabatnya kala itu, hanya memandangnya dingin dan melewatinya begitu saja.

"Ada apa ini....? apa yang sebenarnya terjadi...?" pikirnya. Dia bahkan tak mengenal sekumpulan siswi yang telah mengelilinginya tadi. Hanya satu hal yang berhasil dilihatnya. Salah seorang siswi tersebut memiliki tanda lahir berbentuk abstrak di betis kirinya dan berwarna kemerahan. Sekilas identitas sekolahnya juga terbaca olehnya. SMP Lentera. Gadis tak sengaja melihatnya saat siswi tersebut berbalik pergi meninggalkannya seorang diri. Dia tak pernah tahu seperti apa wajah pemimpin dari sekumpulan perisak tersebut. Sejak saat itu ia tak pernah melupakan Lentera Foundation.

Bahkan tak seorangpun yang menyaksikan perundungan itu, berusaha membelanya. Mereka cenderung menjadi outsider. Hanya sebagai orang yang menyaksikan, namun tak mau melakukan apapun seolah-olah tak peduli padanya. Harusnya mereka bisa memilih menjadi orang yang berusaha membela dan membantu Gadis dari kesialan tersebut. Ya, tak satupun dari mereka melakukannya. Mungkin begitu Gadis jatuh terlentang, mereka semua yang berada di koridor meninggalkannya dan melarikan diri karena tak berani melawan.

Sungguh miris, melihat kenyataan yang ada dihadapannya. Bahkan yang tampaknya mengidolakan Gadis. Sesungguhnya hanyalah sekumpulan pembenci yang seakan-akan mengelabuhinya menjadi seorang penggemar. Memang Gadis bukanlah siapa-siapa di sekolahnya. Namun bisa dilihat dari kecerdasan dan kesempurnaan wajahnya, adalah sebuah berkah yang membuatnya dengan mudah untuk dikagumi ataupun menjadi penyebab utama mengapa dirinya menjadi sangat dibenci. Banyak yang merasa iri karena kecantikan wajahnya, kecerdasannya ditambah lagi dengan kemolekan tubuhnya untuk remaja berusia tiga belas tahun.

Entah siapa dan apa alasannya yang pasti, Gadis belum menemukan jawabannya. Tentu bukan hanya karena penampilannya. Pasti ada alasan lain yang menyebabkan dirinya dirisak sedemikian parah. Tak ada satupun dari mereka yang berbicara disana. Mereka tiba-tiba datang dan menganiaya tanpa alasan yang jelas. Guru di sekolahnya pun hanya bersikap seolah-olah itu hanyalah kecelakaan kecil yang terjadi karena sebuah ketidaksengajaan.

Keesokan harinya mimpi buruk di sekolah belum juga berakhir. Bahkan menjadi hari-hari yang lebih tragis dari hari sebelumnya. Gadis merasa tak ada sedetikpun kedamaian di dunia ini. Terus saja kejadian itu berlanjut dengan perisakan oleh orang yang berbeda. Dia mulai terbiasa dan lebih berpengalaman dengan tragedi dan kesedihan.

Tak lama kemudian tibalah hari dimana musibah itu terjadi. Yang menyebabkan Dimas pergi untuk selama-lamanya dari dunia yang fana ini. Detik, menit, jam, dan hari itu terasa sangat menyakitkan melekat kuat dalam ingatannya. Tak mungkin Gadis bisa melupakannya dengan mudah..

~Flashback end~

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Beberapa hari sebelum Gadis dihadang oleh sekelompok siswi di sekolahnya, ia sempat bertemu dengan Harold dan menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya. Dengan harapan agar Harold juga bisa membantu mengakhiri rasa sakitnya. Begitupula dengan kejadian yang menimpa Hiro. Semua kejadian terhubung dengan Lentera Foundation. Namun sepertinya, Harold sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu. Bisa jadi, bukan masalah kecil yang akan mereka hadapi.

"Dis... Berhentilah sekarang. Please.. Lepaskan semua kemarahan dan kekecewaan atas hidupmu. Mari kita jalani hidup bahagia bersama. Nggak perlu lagi membalas dendam pada mereka. Lantas kita bisa berlari dan tertawa bahagia bersama... Kamu bisa bersandar dan mengandalkan aku," ujar Harold

"Mana bisa, aku melepaskan mereka begitu aja. Aku sudah pernah hancur, sehancur-hancurnya. Satu-satunya alasanku berada di tempat ini adalah untuk membalas dan memberikan hukuman yang adil pada mereka. Lagi pula sebelum aku berhasil membuat mereka menanggung dosa dan membalas perbuatan mereka, hidupku nggak akan pernah bisa bahagia. Aku butuh Hiro, dan akan terus berlari menuju ke arahnya. Aku nggak bisa hanya mengandalkanmu dan bersandar padamu. Harold, aku bukan orang lemah seperti apa yang ada dalam pikiranmu." perempuan itu tak bisa menahan diri lagi.

"Apa kamu tau...? Seberapa besar rasa kehilangan orang tua terhadap anaknya? Mereka bahkan nggak bisa disebutkan dengan nama apapun. Anak yang tak memiliki orangtua sepertiku pantas disebut yatim piatu. Sedangkan orang tua yang kehilangan anak disebut apa? Nggak ada kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan mereka. Karena orangtua nggak pernah membayangkan kehilangan anaknya. Meskipun Mamahku nggak pernah mengakui kasih sayang yang kuberikan. Itu nggak masalah. Aku paham, karena Mamah kehilangan Dimas yang sangat dicintainya. Dia pantas untuk membenciku. Aku yang menyebabkan Dimas terbunuh sia-sia. Lebih baik aku bertahan meskipun sangat terluka saat berpura-pura menjadi Dimas. Bagiku, lebih mudah bertahan daripada kehilangan Mamah. Selain kehilangan saudara, kehilangan orang tua adalah hal terburuk yang pernah aku rasakan. Sebagai gantinya, aku akan menemukan kebenaran dibalik kematian saudaraku." lanjut Gadis seraya memeluk erat lututnya.

"Apa kamu yakin, Mamahmu menginginkan kebenarannya meskipun kamu harus menanggung derita? Apa kamu merasa, Mamahmu hanya menyayangi Dimas...?" Harold sangat serius dengan pertanyaannya kali ini.

"Kenapa juga kamu harus menanyakan pertanyaan yang sudah jelas?"

"Asal kamu tau, sebenarnya Mamahmu sangat mencintai dan menyayangimu sama seperti Dimas. Dia memohon padaku dan dr. Taqi disaat terakhirnya untuk selalu menjagamu. Jadi apa yang akan kamu lakukan sekarang. Hah?" kini Harold mulai penasaran apa yang akan dilakukan sahabatnya tersebut.

"Aku baru saja mendapat informasi penting dari Miss Hita. Akan ada kompetisi tahunan tingkat nasional. Aku harus lolos bersama dengan Hiro. Itu adalah kesempatan bagus untuk membuktikan kalau dia benar-benar sudah sembuh dan aku akan segera meminta apa yang seharusnya menjadi milikku." ucap Gadis dengan penuh keyakinan.

"Jadi kamu benar-benar terobsesi dengan harta keluarga Lentera, apa kamu yakin bisa lolos dalam kompetisi?" Harold memandang Gadis lebih dalam.

"Lihat saja, besok!" ucap perempuan itu seraya menyisiri rambut kecoklatannya dengan gaya acuhnya.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Selama beberapa minggu, setelah kegiatan belajar mengajar dimulai. Semua guru di Lentera Foundation mengakumulasi nilai yang telah siswa-siswi dapatkan. Hampir seluruh siswa di sekolah tersebut tertarik untuk mengikuti kompetisi tahunan tingkat nasional. Dari Animation Academy, Fashion Academy, hingga Beauty Academy mendapat kesempatan yang sama. 

Setelah hasil diumumkan, beberapa siswa tak bisa menerimanya. Mereka mulai menceritakan cerita murahan yang terkesan mengada-ada. Bahkan mereka tak segan-segan menyebar fitnah terutama saat Gadis dan Hiro lolos mengikuti kompetisi tingkat nasional. 

"Dia satu-satunya murid cowok di Beauty Academy. Ibrahim Gato, juga sangat dekat dengan Miss Hita. Ada apa dengan mereka berdua. Bahkan Ibrahim memiliki nilai tertinggi pada pelajaran makeup. Beda tipis dengan nilai Gadis. Mungkin ada hubungan spesial di antara Miss Hita dengan Hiro. Bukankah hubungan itu sangat menguntungkan? Pantas kalau dia punya nilai bagus di Academy kita." salah seorang siswi merasa sangat membenci keakraban antara Hiro dan Miss Hita. Mereka menduga bila keduanya memiliki hubungan spesial yang tidak seharusnya di lakukan oleh seorang guru terhadap siswanya. Mungkin itu yang menyebabkan Hiro mendapat nilai tertinggi di academy. Padahal lelaki itu tergolong murid yang pandai bahkan dengan mudah menghafal pelajaran hanya dalam hitungan detik.

Bahkan Gadis juga menjadi bahan ghibahan oleh siswa Lentera Foundation. Dia semakin lama mulai bosan dengan hinaan mereka. Sedangkan Ara dan Oshi sudah cukup sabar menahan diri saat mendengar sahabatnya dihina dan direndahkan. Hingga akhirnya,mereka berdua tiba pada suatu titik kemarahan, saat seorang siswi menyebarkan kebohongan besar yang ditunjukkan pada sahabatnya tersebut.

"Gadis itu nggak seperti kelihatannya. Dia punya standart tinggi dalam memilih teman. Begitu juga selera cowoknya nggak seperti yang kalian kira. Dia punya bnyak cowok dimana-mana. Kamu bisa lihat sendiri kan? Dia sering menggandeng, Ibrahim, Harold dan Daniel. Bahkan Dokter Taqi juga. Dia itu licik." ucap perempuan berambut panjang pada teman-temannya.

"Hashh... Kalian benar-benar ya...!!! Mau kurobek mulut kalian dan kusumpal dengan gumpalan koran bekas?" teriak Ara pada sekumpulan siswi tersebut. 

"Iiih... Itu ada temennya yuk pergi." sekumpulan siswi tersebut enggan meladeni kemarahan Ara.

"Sssttt.... Tenang Ra!" Oshi mencoba menenangkan Ara.

Saat situasi keduanya, sedang dilanda amarah, tiba-tiba mereka tak sengaja melihat Mili dan Gladys pergi bersama menuju ke suatu tempat.

"Kamu lihat nggak?" Oshi memberi tahu Ara apa yang sedang dilihatnya.

"Mereka berdua kelihatan aneh banget ya?" Ara mulai mencurigai dua temannya. Gladys yang selalu tak menyukai Mili, sekarang keduanya malah mengendap-endap menuju ke sebuah ruangan kosong disalah satu sudut sekolahnya.

"Yuk, ikuti mereka..."Oshi dan Ara lantas segera membuntuti keduanya. Mereka tak mungkin salah, bila keduanya memiliki rahasia yang tak pernah mereka ketahui sebelumnya.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Dua hari kemudian, kembali pada waktu Gadis dihadang oleh sekumpulan siswi di depan Lentera Foundation.

Lihat selengkapnya