Pada suatu pagi yang cerah di zaman Trethayuga. Terdengar suara cuitan burung-burung kecil yang bertengger dan terbang di sekitar rimbunnya pepohonan di dalam hutan. Riuh-rendah suaranya, bersahut-sahutan menambah semarak semerbaknya aroma bunga-bunga yang terbawa aliran udara hingga ke dalam pondok yang ada di tengah hutan tersebut. Terasa sejuk udara pagi bercampur embun.
Nampak sosok perempuan keluar dari dalam pondok dan berjalan menuju pelataran.
Kepalanya menengadah ke atas, menatap langit biru yang dilintasi awan putih tipis yang bergerak perlahan. Terlihat sesekali matanya terpejam, indra penciumannya menghirup segar udara pagi yang membawa aroma bunga-bunga yang tumbuh di sekitar pondok tersebut.
Dia adalah Dewi Shinta istri Prabu Rama Wijaya.
Pondok di tengah hutan tersebut hanya dihuni oleh tiga orang, yaitu Prabu Rama, Dewi Shinta dan Prabu Lakshmana adik Prabu Rama.