Hantu Musala: Pesta Mutilasi

Lasmana Fajar Hapriyanto
Chapter #23

23. Kembalinya Jonathan

Kini Abi dan teman-temannya berada di kamarnya. Malam ini semua orang masih menatapi kepergian Jonathan. Masih terngiang bayang-bayang kepala Jonathan yang ditemukan dalam kardus di kamar ini.

Abi terdiam, melihat detik demi detik dari jam dinding yang masih tertempel di dekat pintu masuk. Sedangkan Dewa sedang melipat beberapa pakaiannya. Ali dan Damar berada di samping Abi, mencoba beberapa kali menghiburnya.

Tidak secepat itu menjadi orang yang lupa atas segalanya yang pernah terjadi. Bau darah itu—masih tercium di kamar ini—menemani hari-hari mereka yang kusam. Dewa tidak ingin terlalu memikirkan itu sebab nanti dia juga ikut bersedih seperti teman-temannya. Dia tetap bersikukuh agar air matanya tidak jatuh.

“Sudah lama sejak Jo meninggalkan kita. Setidaknya, saya ingin bertemu lagi walau itu adalah pertemuan saya yang terakhir. Tidak secara mendadak seperti ini?!” Abi memulai pembicaraan, mengungkapkan kerinduannya.

“Jonathan itu sudah ada di neraka—eh surga maksudnya!” ungkap Damar, merasa keceplosan langsung menutup bibirnya dengan cepat.

Ali menggetok kepala Damar. “Hush! Nggak tahu orang sedih apa?!”

Ali menyadari bahwa temannya ini masih belum bisa melupakan Jonathan, walau mereka sebenarnya juga tidak terlalu dekat.

“Abi, Jonathan pasti kembali kok. Kita akan berkumpul di surga nanti!” seru Ali, kemudian tersenyum kepada sahabatnya itu.

“ENGGAK! GUE BELUM MATI!”

Suara keras itu membuyarkan semuanya. Mata Abi, Dewa, Ali, dan Damar langsung beralih ke arah pintu masuk ruangan kamar. Wajah putih seperti orang Cina itu kembali memancarkan aura yang berbeda. Dia menjadi lebih bersih dan lebih putih.

“Jo-jonathan?” pekik Abi.

Abi, Ali, Dewa, dan Damar segera berlari dan memeluk Jonathan di sana dengan rangkulan yang erat. Mereka bersama-sama menyatukan tubuhnya, seakan-akan hari ini adalah hari paling bahagia mereka di sini.

Mereka melepas pelukannya. Satu persatu air mata tumpah, menetes di lantai-lantai kamar. Memberikan rasa bahagia yang tulus kepada temannya yang baru saja kembali.

“Jo-jonathan? Bagaimana kamu bisa kembali? Ke-kemarin itu bukan kamu, kan? Kamu masih hidup, kan?” tanya Dewa sambil meraba-raba tubuh Jonathan.

“Kamu bukan arwah! Saya yakin itu. Kamu bisa dipegang!” seru Abi.

Lihat selengkapnya