Di sebuah desa di utara pegunungan kaukasus, ada sebuah cerita tentang beberapa pendaki gunung yang menghilang secara misterius. Pendaki-pendaki tidak beruntung itu, menghilang saat mendaki salah satu puncak pegunungan. Cerita ini begitu melegenda, sehingga membuat seluruh penduduk desa tidak berani lagi mendaki selama puluhan tahun, padahal mendaki merupakan salah satu mata pencaharian utama mereka. Banyak sekali mineral-mineral dan bahkan logam mahal yang dapat ditambang dari puncak pegunungan itu. Dengan sangat terpaksa, akhirnya para penduduk desa mencari mata pencaharian lain.
Menurut cerita, pendaki yang menghilang itu dibunuh oleh roh halus yang menunggu salah satu puncak gunung tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa seekor monster atau naga bersemayam di lipatan-lipatan puncak kaukasus. Dan banyak lagi rumor-rumor aneh bermunculan dari para sesepuh desa. Tentu saja hal ini membingungkan dan menimbulkan ketakutan diantara mereka. Bagaimana tidak aneh, tidak ada satu jasad-pun dari pendaki itu yang ditemukan, seolah kaukasus menelan mereka bulat-bulat.
Setelah beberapa tahun tidak ada yang berani mendaki, malam itu terlihat seorang lelaki, tengah berjalan menuju kaki gunung kaukasus. Gad sang kepala desa, berjibaku menembus kegelapan malam untuk mencapai kaki gunung kauskasus. Ia dengan nekatnya berniat untuk mendaki, demi menambang beberapa bongkah logam mulia. Entah setan apa yang membutakannya malam itu, keinginannya mencari logam berkualitas -yang telah puluhan tahun tidak berani ditambang oleh penduduk desa- membuatnya lupa akan legenda seram pegunungan kaukasus. Dengan berbekal jaket bulu tebal, karung goni kosong, serta sebuah arit yang disambungkan ke tali, ia mulai mendaki perlahan ke atas. Ia terus memanjat naik, hingga kegelapan malam menelan tubuhnya. Namun tubuh yang sama itu, tidak terlihat lagi hingga fajar menyingsing, dan sampai pagi menjelang, Gad tidak kembali dari pendakiannya.
Hilangnya kepala desa dengan cepat membuat panik seluruh warga, terutama Lag, putra sulung Gad. Lag menjadi semakin ketakutan ketika ia mengetahui, jaket bulu ayahnya dan arit yang biasa ia gunakan untuk mengolah lahan, ikut hilang. Ayah pasti mendaki kesana! gumamnya ketakutan. Tentu hanya Lag yang mengetahui bisnis gelap ayahnya, Perdagangan logam. Logam yang dihasilkan dari desa itu memang terkenal berkualitas sejak dahulu, namun karena cerita itu mencuat, kini desa telah berhenti membuat olahan logam. Gad yang rakus akan kekayakan, memang berusaha membangkitkan kembali mata pencaharian khas desa, hal itu diketahui oleh banyak warga desa. Namun hanya Lag, yang tau seberapa gila ayahnya itu, untuk kembali mendaki demi pundi-pundi kekayaan.
Ada sebuah teori logis mengenai hilangnya para pendaki puluhan tahun yang lalu. Yaitu sebuah kemungkinan bahwa para pendaki itu terpeleset, dan jatuh ke sisi seberang pegunungan, tepatnya di kaki gunung kauskasus yang masuk bagian wilayah negara Georgia. Kemungkinan ini memang belum dapat dipastikan, mengingat laporan pendaki hilang tidak sampai ke pemerintah Georgia, akibat letak geografis desa itu yang begitu dekat dengan pegunungan, sehingga apabila mereka hendak menuju negara Georgia, mereka harus memutari pegunungan dengan berlayar melewati laut merah. Lag sadar akan kemungkinan ini, ia juga mengkhawatirkan bahwa ayahnya itu jatuh dari ketinggian. Ia sangat ingin pergi mendaki juga mencari ayahnya itu. Segera Lag meminta restu kepada ibu dan tetuah desa, untuk menyusul Gad, sebelum hal buruk terjadi padanya. Dengan berbekal peralatan mendaki miliknya sendiri, siang itu, Lag bergegas pergi mendaki. Ia mengikuti jejak yang ditinggalkan dari sepati boots besar milik ayahnya. Beruntung sekali jejak itu sangat jelas, tentu saja Gad bertubuh besar dan tinggi. Jejak itu terus menuntun Lag menuju salah satu puncak kaukasus.