Dari jalanan kaki gunung yang landaivhingga tebing curam khas lereng kaukasus, Lag terus mendaki tanpa letih. Bekas tancapan Arit milik ayahnya membekas jelas dibeberapa tempat, membentuk suatu jejak yang mengarah ke puncak. Lag terus mengikuti jejak itu, hingga ia cukup tinggi untuk dapat melihat jelas seluruh desanya dibawah. Di atas sana, Lag mendapati jejak arit Gad berhenti di sebuah cekungan lereng kecil yang tanahnya datar, sehingga bisa dipakai berteduh. Ia kemudian mencapai lereng itu, lalu beristirahat sebentar. Disana Lag mendapati lagi jejak kaki dan jejak bekas arit ayahnya dalam jumlah banyak mengarah ke sebuah puncak landai yang berada di kanan lereng datar itu. Seolah-olah menggambarkan bahwa Gad seperti berusaha mendaki secara menyamping untuk menuju puncak landai tersebut.
Setelah beristirahat, Lag kemudian mengikuti jejak ayahnya. Ia mulai melakukan beberapa gerakan untuk mendaki secara menyamping. Sebelum akhirnya kakinya terpeleset dan pijakan aritnya lepas, Lag Terjatuh!
Lag memejamkan matanya, tangan kananya menggenggam erat pinggiran lereng datar itu. Ia tidak berani melihat kebawah, Lag sudah mendaki sangat tinggi, hanya kegelapan menantinya dibawah sana. Lag terus memejamkan mata, sambil terus berayun, berusaha meraih pinggiran lereng datar itu dengan tangan kirinya. Hingga ketika tanganya hampir meraih pinggiran itu, sesosok tangan misterius menggapai uluran tangan Lag, dan membantunya naik.
Seketika Lag disergap ketakutan, Di lereng datar yang sempit itu tentu saja hanya dia seorang, lalu siapa yang sosok yang menolongnya itu? Ketika tubuh Lag sudah mencapai lereng datar, sekujur badanya langsung merinding ketika melihat sosok yang kakinya melayang. Sontak Lag mengalihkan pandangannya. Ia tidak mau menoleh, ia terus menunduk ke tanah sembari mengigil ketakutan.
"Berdirilah wahai anak muda!" Seru sosok itu
Lag perlahan memberanikan diri menoleh ke arah sosok itu. Seorang Pendaki! dengan wajah begitu tua dan pucat membiru. Terdapat luka robek luas yang melintas dari atas hingga kebawah matanya, terus mengucurkan darah. Lag jelas tahu bahwa yang sedang berdiri melayang dihadapannya itu bukanlah manusia. Sambil terus menutupi mukanya ketakutan, Lag perlahan berdiri sesuai perintah sosok itu.
"Turunlah kau, Anak muda, kembalilah ke rakyatmu"