Hari ini Agatha tidak pergi kesekolah, ia sudah memberitahu Elena bahwa ia sedang tidak enak badan jadi dia menyuruh Elena untuk mengijinkannya, ia berjalan memasuki sebuah kawasan yang cukup sepi, tidak ada orang disana hanya ada dia dan daun yang jatuh dari pohon. Agatha duduk disebelah tumpukan tanah, dulu sebelum ia kesini tumpukan tanah ini masih terlihat segar, namun sekarang sudah kering menandakan sudah cukup lama.
"Hai mah..... Udah lama yah aku gak kesini..... Mamah tahu gak aku kangen banget sama mamah..... Mamah gak kangen sama aku?" tanya Agatha, ia mengusap batu nisan ibunya.
"Mamah gak mau tanya gimana hari-hari aku setelah mamah pergi?" tanya Agatha lagi, hanya sunyi.
"mamah tahu gak aku kesepian tahu gak, apalagi aku gak terbiasa hidup tanpa mamah... Setiap hari hidup aku kayak gak ada gunanya deh, mamah kenapa ninggalin aku sih..... Kenapa mamah pergi disaat aku belum sukses...." ujar Agatha kali ini nada bicaranya sedikit lemas.
"udah hampir 2 bulan mamah pergi ninggalin aku..... Kenapa sih dunia ini gak adil sama aku... Mamah masih ingat gak janji mamah saat untuk terakhir kalinya...Ma...mah pernah bilang....hiks....keaku kalau mamah mau kita berdua pergi bareng untuk ibadah..... Mana janji mamah... " ujar Agatha histeris, ia tak mampu lagi menahan tangisnya.
"aku gak boleh nangis mamah itu benci kalau liat aku nangis...." ujar Agatha berusaha menahan tangisnya.
"mamah mau dengar cerita aku gak...?" tanya Agatha. Hanya sunyi.
"okay aku cerita yah....kemarin aku sama Nathan berantem, dia marah sama aku karna aku pelukan sama kak Gior, Nathan bilang kalau kak Gior itu suka sama aku, aku udah jelasin sama Nathan kalau kak Gior lagi suka sama cewek lain bukan aku, tapi Nathan tetap gak percaya dia tetap keukeh kalau kak Gior suka sama aku, aku udah jelasin kalau kak Gior lagi suka sama cewek lain, nah cewek itu cuman mirip sama sifat aku, aku cuman anggap kak Gior sebagai teman gak lebih, tapi mamah tahu Nathan kan dia itu keras kepala. Sampai sekarang dia gak mau ngomong sama aku, apalagi akhir-akhir ini Nathan dekat banget sama Dara..... Aku tahu sih mereka itu cuman teman, tapi Nathan bilang kalau cowok sama cewek gak bener-bener bisa jadi sahabat, pasti salah satu diantara mereka ada yang menyimpan perasaan lebih.... Aku takut Nathan bakalan ninggalin aku kayak mamah... Aku gak tahu lagi gimana hidup aku kalau gak ada Nathan..... " cerita Agatha panjang lebar.
"Mamah percaya gak kalau Nathan gak bakalan ninggalin aku? Jawab dong mah.... Kalau misalnya Nathan ninggalin aku gimana? Mamah kan tahu dari pertama aku pindah sekolah dan lihat Nathan aku udah jatuh cinta sama dia, Nathan itu orang pertama yang buat aku percaya sama yang namanya cinta. Aku harus gimana kalau misalnya Nathan udah mulai bosan sama aku, apalagi kita berdua sering berantem, aduh aku gak bisa bayangin gimana kalau yang gak aku inginkan terjadi.... " ujar Agatha takut.
"ingat Agatha lo harus percaya sama Nathan. Lo harus berjuang buat hubungan lo sama Nathan, ingat tha perjuangan tidak akan mengecewakan kita, tapi....aduh kok gue pikir yang aneh-aneh sih..... " bingung Agatha.
"Oh iya mah aku harus pulang, aku mau kesuatu tempat yang bisa buat pikiran aku tenang, mamah jaga diri disana yah.... Kapan-kapan aku kesini lagi...... Love you mah... Kalau gitu aku pergi dulu...bye mah..." pamit Agatha meninggalkan tempat pemakaman. Dan langsung menaiki mobilnya setelahnya langsung melajukannya menuju tempat yang dia inginkan.
🎈🎈🎈🎈
Hari ini hari yang sangat membosankan bagi Elena, ia tidak terbiasa tanpa kehadiran sahabat gilanya itu, ia berjalan menuju kantin dengan wajah murungnya, Elena berhenti saat seseorang menghalangi jalannya.
"Agatha mana?" tanya orang itu.
"dia gak masuk sekolah kak..." ujar Elena.
"kenapa?" bingung Gior.
"katanya lagi gak enak badan.... " ujar Elena.
"sekarang dia dirumahnya?" tanya Gior.
"ya seharusnya sih gitu..... Cuman pembantu rumahnya bilang kalau dia mau pergi kesuatu tempat " ujar Elena, Gior mengangguk dan berpamit pada Elena setelahnya ia pergi.
Elena melanjutkan jalannya menuju kantin, perutnya sudah mengomel karna tidak diberi makan, Elena membawa nampan berisi makanannya dan langsung duduk dihadapan Nathan dan Adrian. Kedua cowok itu hanya menatap dengan wajah bingung saat melihat Elena yang tidak seperti biasanya.