18
Mazra’ah?
Setelah perkenalan singkat itu, aku diajak Bu Fatmah, pembantu senior di rumah itu, untuk memasuki kamar penuh barang di Lantai 3.
“Ini kamarku,” kata Bu Fatmah sambil menunjuk ruangan penuh barang itu, yang awalnya kuduga hanya difungsikan sebagai gudang.
“Nah, kamu juga nanti sekamar denganku di sini,” lanjutnya saat ia melihatku terbengong sambil terkekeh pelan.
“Terkait ranjang, kamu jangan khawatir. Karena aku gak betah tidur di atas ranjang, jadi ranjang ini, kalau mau, bisa kamu pakai,” lanjutnya menjelaskan saat tanganku tak sengaja memegang sebuah ranjang satu-satunya di ruangan itu, yang terletak di dekat sebuah jendela.
“Bu Fatmah asli orang mana?” Entah kenapa tiba-tiba aku punya keberanian untuk menanyakan hal ini, pada orang yang baru saja kukenal.