Hanya karena Aku Wanita: Tak Berhakkah Aku Punya Cita-Cita?

lina sellin
Chapter #23

#23 Pura-Pura

Aku berlari kencang menuju Lantai 3 usai kudapati sobekan suratku di tong sampah, lalu menenggelamkan wajahku ke kasur, berusaha menutupi wajah dan suaraku yang makin keras karena sesenggukan dengan bantal. Bu Fatmah yang sedang menjemur baju kala itu segera menengok ke arah kamar, lalu mendekatiku.

“Kamu kenapa, Rey?” Tanya Bu Fatmah sembari berusaha membuka bantal yang menutupi wajahku.

Bukannya menjawab, aku malah bergegas menuruni tangga lalu menuju kamar tidur majikan untuk melanjutkan bersih-bersih. Tak kupedulikan Bu Fatmah. Tak juga kupedulikan perasaanku. Aku hanya kembali ke kamar itu untuk melaksanakan perintah majikanku. “Kamu harus kuat, Yu, demi kuliah!” Begitu tekadku setiap mendapati masalah dalam urusan kerja.

Ya, aku berusaha membohongi perasaanku. Membohongi jiwa-ragaku, lalu berpura-pura tak terjadi apa pun. Maka, kututup rapat-rapat rongga kesal di hatiku, dan melangkahkan kakiku seolah baru saja hanya sandiwara antara aku dan majikan.

Lihat selengkapnya