Hanya karena Aku Wanita: Tak Berhakkah Aku Punya Cita-Cita?

lina sellin
Chapter #27

#27 Air Ludah di Bulan Berkah

Hari ini hari ketiga di bulan suci ramadhan. Dan hari ini pula bertepatan dengan hari di mana majikanku akan pergi berumrah bersama teman-temannya. Anak-anak tidak ikut, dan majikan laki-laki pun tak juga menemani. Aku sudah hampir dua bulan berada di Arab Saudi. Dan Bu Fatmah, masih tinggal bersamaku, di rumah majikanku.

“Roy, ghossil hadza wa ikwi,” Roy, cuci ini, dan setrika, perintah majikan suatu malam ketika baru saja tiba di rumah sambil melemparkan abayanya ke arahku. Aku yang baru saja membuka pintu untuknya sontak melihat arah jarum jam yang terletak persis di atas tembok pintu masuk.

Jam dua malam begini disuruh nyuci terus nyetrika? Tanyaku pada diri sendiri tak percaya.

“Bukroh ana abgho ruh umroh. Sa'ah khamsah, abaya lazim khalas ikwi,” Besok aku mau berangkat umrah. Jadi, jam 5 harus sudah selesai setrika, lanjut majikan.

Apa? Aku terbengong mendengar penjelasannya bahwa nanti jam 5 Subuh, abaya itu harus sudah selesai cuci dan disetrika karena mau langsung dipakai.

Belum sempat aku mengajukan pertanyaan apa pun, majikanku sudah pergi menaiki tangga menuju kamarnya.

Aku pun membuntut, ikut menaiki tangga, lalu pergi menuju kamarku di Lantai 3. Kulihat Bu Fatmah sudah tertidur lelap. Maka, kuurungkan niatku untuk bertanya pada Bu Fatmah tentang bagaimana cara mencuci abaya ini supaya cepat kering dan bisa langsung kusetrika.

Lihat selengkapnya