Hanya Mimpi

Binti Uti
Chapter #15

Bab 15

Apa? Gadis itu malah bersemangat empat lima? Apa dia tidak merasakan kehidupanku lagi? Harusnya ia tahu kalau sekarang, gadis yang dia selamatkan itu masih tetap terbunuh. Harusnya dia segera mencari tahu apa yang terjadi di sana sebenarnya. Apakah orang yang berkelebat di balik gorden itu dapat ditemukan? Bahkan gadis bodoh itu tidak mencarinya atau sekedar ingin tahu.

Dia berpikir yang terpenting gadis itu selamat malam itu juga. Hal yang lainnya tak tahu dan tak mau tahu. Dan dia malah...terobsesi dengan relawan kemanusiaan? Oh, ibu muda, perjalannamu benar-benar sangat panjang. Aku sangat ingin tahu sihir apa yang bisa mengubahnya dalam sekejap menjadi cerdas dan pemberani. 

Ah, entahlah. Kepalaku pusing sekali. Aku memang baru tidur kurang dari dua jam karena berpkir macam-macam. 

Sehabis dari podcast yang agak aneh, aku tidak bisa tidur. Gadis pink norak itu ternyata tahu mimpiku! Dia tahu museum mimpi dan hal-hal yang aku alami. Aku hendak menodongnya dengan berbagai pertanyaan. Jika perlu aku culik dia dan menyekapnya di ruangan untuk menginterograsinya. 

Tapi, entah disengaja atau tidak, ada wartawan yang ada di ruangan yang kukira cukup terpencil itu. Ah, aku sebal sekali ketika melihatnya melenggang pergi. 

Aku tidak akan kehilangan akal. Ranji berhasil membawanya di hadapanku di depan meja kantorku. 

"Ah, aku ternyata cukup bodoh ditipu seorang asisten," katanya. 

"Aku tidak punya banyak waktu untuk bermain-main denganmu. Sekarang, katakan apa yang kau ketahui tentang semua ini. Kau pasti tahu apa yang menimpaku."

Dia hanya menghela nafas dan dengan santai duduk di depanku.

"Heeh...karena tidak berhasil mencegah pembunuhan itu, okelah, aku buka aja semuanya. Siap, ya?"

Aku memberikan gestur mempersilakan.

Dia mengambil sebuah buku dari dalam tas edisi terbatasnya. Lalu menyerahkannya padaku. 

"Lihatlah."

Buku itu sangat sederhana. Hampir tidak akan kau perhatikan. Tapi ketika melihat isinya, aku tercengang. Aku tahu darimana semua ramalannya berasal. 

Di buku itu tertulis kondisi cuaca dari beberapa tahun lalu hingga 2030. Ya, 2030. Kondisi cuaca, sangat rinci per tempat di beberapa provinsi. Bukan prakiraan, tapi kondisi. Bukan ramalan, tapi sejarah. 

Begitu juga beberapa kejadian besar. Kebakaran. Gunung meletus. Gempa. Berikut jam kejadian. Sekalian berapa korbannya. Termasuk tingkat keparahan. 

Aku memandangnya tak mengerti. Aku malu mengapa ada hal yang tak kumengerti di dunia ini.

"Itu bukan ramalan atau prakiraan. Semua itu dicatat oleh orang yang sudah mengalami semuanya. Pendek kata...semua informasi itu kudapat dari masa depan."

Kupikir aku gila sendiri, ternyata ada yang masih lebih gila. Lihatlah. Gadis itu mengucapkan semua kalimatnya dengan biasa saja. Dia tidak merasa gila. TIdak merasa semuanya aneh. Bukankah itu artinya dia benar-benar gila?

"Aku tahu ini seperti tidak bisa dipercaya. Tapi kalau tidak percaya sama aku, nggak akan bisa menjelaskan semua kejadian yang menimpamu."

Aku menatapnya lama untuk menimbang. 

"Ya, lanjutkan aja. Siapa tahu memang yang kuperlukan adalah dongeng sebelum tidur."

Dia terkekeh. 

"Ah apapun itu. Aku terpaksa membongkar semua ini karena kamu tak berhasil menyelesaikan misi. Misi mencegah pembunuhan itu. Aku harus tahu kenapa dan apa masalahnya. Hal kayak gini jarang banget terjadi."

"Cepat sampaikan, nggak usah bertele-tele."

"Oke. Oke. Pelan-pelan aja nanti otakmu tak kuat. Pertama, aku bekerja sama dengan orang dari masa depan. Aku tak tahu dari tahun berapa. Yang jelas, aku mulai percaya kepada mereka karena buku itu. Aku membuktikan buku itu selama setahun. Kondisi cuaca sama persis dengan apa yang tertulis di buku itu. Begitu juga brbagai peristiwa besar. Maka dari itu, aku pun bekerja dengan mereka."

Ini benar-benar dongen sebelum tidur. Aku tak percaya kepada diriku sendiri. Mengapa aku masih bercokol saja di sini. Aku harusnya sudah ngacir pergi. Tapi, aku tak mau melewatkan semua hal sekecil apapun. Termasuk yang berbau dongeng seperti ini. 

Dia melanjutkan,"Jadilah aku konten kreator yang sukses karena memanfaatkuan buku itu. Nah, Sebagai pekerja dari mereka, aku mempunyai tugas. Yaitu sebagai agen untuk mencari target yang tepat untuk misi."

"Apa misinya?"

"Beda-beda. Kalau kamu mencegah pembunuhan seseorang. Ada lagi yang mengubah sesuatu atau membunuh seseorang."

"Separah itu? Untuk apa?

"Orang di masa depan ternyata bisa membuat mesin waktu. Mereka berlomba-lomba untuk mengubah masa lalu. Karena itu, dunia yang kita tempati sekarang, tidak lagi murni lagi, karena berkali-kali ada orang dari masa depan yang mengubah masa lalu."

Wow. 

Lihat selengkapnya