"Kamu masih jomblo?"
Saya menatap mukanya. Ini orang di depanku sukanya meledek.
"Kalau saya jomblo kenapa sih." Jawabku acuh tak acuh.
"Jangan marah loh. Abang kan hanya tanya." Ucapnya sambil mengelus kepalaku. Makanan pun sudah terhidang di meja kami.
Kami makan dengan diam. Sambil melihat lihat orang yang lalu lalang di bawah sana. Sejurus kemudian makan yang di meja sudah berpindah tempat kedalam perut.
Selesai makan saya memutuskan untuk jalan jalan sendiri tampanya. Ternyata tetap saja mengekor. Apa sih sebenarnya kenapa dia malah mengekor membuatku risih.
"Abang akau mau jalan sendiri." Belum selesai bicara dia sudah nyambung aja. "Iya kan kamu jalan sendiri saya tidak gendomg kan. Dimana salahnya coba." Ucapnya yang semakin membuatku dongkol.
Dia menarik tanganku untuk memasuki area toko pakaian. "Pilih saja yang mana."
"Abang saya belum gajian." Cicitku.
Dia tidak menjawab malah sibuk cari ukuran baju. "Sepertinya ini muat sama kamu. Sambil memasukannya dalam keranjang yang dia tentengnya tadi.
Setelahnya dia memilih baju untuk dirinya sendiri. "Dek mana yang cocok untuk abang."
Saya mengambil kemeja warna peach. "Ini cocok untuk abang."
"Angkutlah."
Selesai dia membawa nya kekasir. Mereka mengantri karna di depan mereka ada dua orang lagi.
"Totalnya dua juta yah kak." Saya yang berada di belakangnya begitu syok. Mahal amat kalau saya beli di pasar dapat sekarung tu baju.
"Dia bayar menggunakan kartu. Entah itu kartu apa namanya karna seumur umur baru melihatnya. Emang yah orang kaya tidak pandang harga.
Kami keluar dari mall karna sudah tiga jam berada di luar memutuskan untuk pulang. "Kak mahal amat baju yang tadi padahal hanya empat pcs."
Dia hanya terkeke. "Ini kota besar dek jadi apa apa mahal."
Mulutku hanya membeo. Gak tau harus mau bilang apa karna menurutku terlalu mahal.
Sepanjang jalan tak ada yang bicara diantara kami. Diam dengan pikiran masing masing. Sampai di jalan menuju kontarakan ku. "Dek kos dimana?"