Happiness is You

Bentang Pustaka
Chapter #2

2nd Inning

Game A: “Even on days when nothing goes well, just being together cheers me up.”

(Kiseki by GreeeeN)

Kei, habis ini anak-anak pada mau makan di Fx.” Arsen yang duduk satu undakan di bawah Keira membuatnya menunduk saat cowok itu bicara. Kening Keira berkerut. “Makan siang yang telat banget, sih. Sekalian perayaan kecil-kecilanlah. Sam dan Kak Remi pada ikut. Aloy yang tadinya nggak mau, jadi mau ikut abis kita bujuk. Lo ikut kan, Kei?”

Tanpa menyahut, Keira menoleh ke arah Aloy dan melemparkan tanda tanya.

Aloy sadar dengan tatapan Keira yang heran sekaligus menyudutkan.

“Kenapa?” tanya Arsen yang merasa canggung karena pertanyaannya tak terjawab.

“Udah, ikut aja, deh,” sahut Aloy. Bukan untuk Arsen, melainkan untuk mengomentari helaan napas Keira. “Soal nonton anak Nusantara, besok-besoklah.”

Mata Arsen mengamati dua orang di hadapannya itu.

Senyum Keira tak tampak. Matanya juga terlihat kehilangan semangat. “Tapi, kan, lo udah janji kalau abis tanding ini mau nonton latihan di Alam Sutera. Bukannya lo juga udah janji sama Ade sama Boni mau dateng?”

Ekspresi Arsen berubah. Akhirnya, mengerti maksud perbincangan mereka.

“Ya udahlah. Besok lagi,” sahut Aloy tak sabar. “Yang penting ngerayain tim sendiri dulu.”

Keira melipat kening, memandang tak suka pada Aloy.

“Ayo, Kei. Nanti gue traktir, deh,” bujuk Aloy dengan ekspresi tanpa dosa.

Mata bulat Keira berputar sebelum menghunjam Aloy dengan tatapan yang tajam. Keira mengangguk. Namun, Arsen menangkap ekspresi lain di wajah Keira. Kecewa.

Sepanjang acara makan-makan, Keira hanya menekuk wajahnya dan diam. Aloy, yang terlalu larut dalam suasana, baru menyadari setelah Remi memberitahunya bahwa Keira terlihat sangat kesal pada Aloy. Karena itu, Aloy harus minta maaf karena telah melanggar janjinya dengan Keira.

Tapi, Sabtu sore keesokan harinya, Keira muncul di pintu kamar Aloy dengan cengiran lebar. Sangat berbeda dengan ekspresi saat makan siang bersama tim Berjaya kemarin. Cewek itu mengenakan kaus kedodoran pink yang bagian lengannya dilipat dua kali dan bawahan celana khaki. Rambut yang selalu memberikan aroma buah tropis itu dikucir dan anak-anak rambutnya yang tipis berjatuhan menutupi tengkuk Keira.

“Duh, ketuk pintu dulu, dong!” protes Aloy yang mengintip dari balik pintu lemari. Sebenarnya, dia tengah bersyukur karena tak lagi melihat wajah cemberut Keira.

Buru-buru dia mengenakan kaus yang diambilnya secara asal dari tumpukan rak kedua lemari. Dibiarkannya Keira melintas, lalu duduk di tepi tempat tidur king size yang terletak di tengah ruang persegi seluas tiga kali empat. Di sampingnya terdapat sebuah rak kayu berpelitur sepanjang tepian tempat tidur, tempat Aloy meletakkan beberapa action figure pemain Yankees. Meski tak serapi kamar Keira yang bernuansa klasik modern (berlantai kayu dan perabot berpelitur putih), kamar minimalis Aloy yang didominasi warna abu itu lumayan nyaman. Hal itu tak lepas dari campur tangan asisten rumah tangga yang selalu menjaga kebersihan tempat itu—Mbak Marni namanya.

“Lagian, udah bilang mau dateng dari tadi baru mandi sekarang,” ujar Keira yang diam-diam menikmati aroma sabun maskulin dari tubuh Aloy. Cowok itu memutar kursi beroda yang diletakkan di kolong meja komputer, di seberang tempat tidur, dan duduk menghadap Keira. “Mana buku besar lo?” tanya Keira.

Aloy langsung memasang ekspresi enggan.

“Kenapa? Kan, lo sendiri yang nyuruh gue ke sini buat ngajarin karena lo nggak bisa nyelesaiin tugas lo itu,” tambah Keira dengan mata bulatnya menatap Aloy. Tiba-tiba Keira berjengit seakan baru saja membaca apa yang timbul di wajah Aloy. “Jangan bilang sama gue kalau lo berharap gue bawa tugas gue dan tinggal salin gitu aja. Jangan harap, deh. Udah berapa kali lo cuma nyalin punya gue dan akibatnya nggak ngerti apa-apa.”

“Pelit amat, sih.” Aloy melengos malas. Keki karena Keira tidak sadar bahwa tugas itu hanya semacam alasan agar bisa menarik Keira ke rumahnya.

“Jadi, nggak?” tuntut Keira gemas.

Padahal, ini malam Minggu dan Aloy hanya ingin berdua dengan Keira. Menonton Yankees versus Boston yang baru di-download atau sekadar mengobrol. Apa pun asal bukan berkutat dengan rumus Manajemen Keuangan, pasti akan jauh lebih menyenangkan. Barangkali dengan menikmati malam Minggu bersama, perasaan Aloy akan jauh lebih tenang dan niat awalnya untuk meminta maaf pada Keira mengenai masalah kemarin bisa dituntaskan.

Lihat selengkapnya