"Hari kepergian teman kelasku– Leo. Dia pasti tidak akan percaya melihat ini, bahwa, teman – temannya datang untuk mendoakannya dan menangis ... Hanya aku tidak datang, aku, di rumah.”
--ooo--
Bendera kuning. Kompleks perumahan rumah Leo. Kepergiannya yang sudah terbaring di dalam peti, ada banyak orang datang menangis karena kematiannya, termasuk teman – teman sekolahnya. Fotonya yang terpampang menunjukkan dan berasumsi, bahwa Leo orang yang memiliki kepribadian tertutup.
--ooo--
Di dalam kamar, aku duduk di kursi meja belajar, memakai pakaian serba hitam, menatap jendela yang terkena rintikan hujan, namun awan terlihat cerah dan cahayanya memantul ke jendela kamar ku. Cuaca aneh seperti ini, banyak orang percaya itu adalah pertanda seseorang meninggal dunia, dan memang begitu nyatanya.
Tersadar dari termenung, aku kembali menyelesaikan sebuah gambar sketsa di tablet ku, yang ku jadikan sebagai seri Webtoon berdasarkan kisah gambar tersebut. Sampai akhirnya tanganku tidak sanggup untuk melanjutkannya lagi. Aku menitikkan air mata untuk yang terakhir kali.
“Cerita ini dimulai sebelum aku mengenal-nya.”
--ooo--
TITLE : Beberapa minggu sebelumnya.
"Ada Tasya, Irma, Molita, trusss Sunny, Rechel, Devienna, emhh.. ya pokoknya nanti lu kenalan sendiri deh sama mereka, mereka baik – baik kok. So. Kapan lu pindah? I mean, mulai sekolah?"
"Emhh ada deh. Hehehe rahasia dong." Aku dan teman baik ku ini, hampir tiap malam kami sering kali bertemu secara virtual. Setelah lulus dari SMP. Aku harus pindah. Namun, kami berdua tetap berkomunikasi.
"Gitu deh." Balas teman ku dengan memasang wajah betenya. "Eh, nanti lu duduk di samping gue ya."
"Iya. Kamu atur aja ya."
"Kalau udah mulai sekolah jangan lupa– kasih tau gue."