Memasuki semester dua kelas satu SD, aku masih teringat kejadian saat pembagian nilai raport. Kata-kata bu guru yang membekas dipikiran ku seakan tidak hilang.
Aku masih belum bisa memaafkan kata-kata ibu guru. Aku mulai tidak mempercayai kata-kata bu guru, aku sering izin ke kamar mandi untuk menghindari bu guru tersebut.
Seringnya aku meninggalkan kelas, akhirnya orang tua ku dipanggil ke sekolah dan akupun disuruh cerita kenapa diriku selalu meninggalkan kelas.
Aku pun mulai bercerita kalau aku tidak senang dengan guru tersebut, aku merasa difitnah dan tidak bisa memaafkan guru tersebut. Aku tidak masalah soal ranking tapi aku mempermasalahkan soal kepercayaan, kata-katanya itu membuat semua pandangan orang berbeda kepada aku termasuk pandangan aku ke orang-orang sekitar.
Entah seakan orang tua ku tak terima dengan alasan ku, orang tau ku kembali menyeramahi diriku. Aku diberitahu bahwa harusnya aku memperbaiki diri menjadi lebih baik kalau pun itu tidak sesuai dengan apa yang terjadi harusnya aku bisa memaafkan guru ku dan tidak kabur dari kelas.
Alasan ku seakan hilang begitu saja dan tidak dengar, aku hanya iya iya saja sambil tersenyum seakan aku harus menurut dengan kata-kata orang tua ku tetapi diriku masih tidak terima dengan hal tersebut