"Apa!?"
Kedua mata itu terbelalak, dengan kedua orang tua yang mendampinginya, menggenggam erat kedua tangannya dengan erat.
"Dokter tidak salah memeriksa hasilnya kan?" tanya sosok wanita yang terlihat sebagai ibu, memeluk pundak anak semata wayangnya yang kini hanya bisa terdiam mendengar kabar buruk yang menimpa hidupnya.
"Tidak, bu," jawab sang dokter, "anak ibu, Hana, mengidap kanker darah stadium dua."
"Tolong diperiksa lagi, mungkin tertukar," pinta sang ayah yang matanya mulai berkaca-kaca.
Dokter Ginanjar, namanya, hanya menggelengkan kepala, berharap apa yang ia sampaikan hari ini adalah mimpi, karena melihat reaksi keluarg kecil ini membuat hatinya pilu. Apalagi, gadis ini masih sangat muda dan cantik.