Harapan di Ujung Doa

Jihan Dyah
Chapter #6

Kecewa

Ketegangan masih terjadi di rumah besar itu. Aksa dan Retha menatap ayahnya yang masih betah berdiam diri. Mereka menatapnya dengan tatapan kecewa. Betari juga ikut diam, ia meremas foto Ara yang tadi Aga bawa.

“Jadi, selama ini Papa mengkhianati Mama?” Aksa menuntut jawaban.

“Bukan begitu ceritanya.” Akhirnya Damar mengeluarkan suaranya.

“Punya anak dari wanita lain itu namanya bukan mengkhianati?” Suara Aksa mulai meninggi.

Damar kehabisan kata-katanya. Ia tak tahu bagaimana menjelaskan hal ini pada anak-anaknya. 

“Aku kecewa sama Papa.” Aksa beranjak dari sana, diikuti oleh Retha. Mereka pergi meninggalkan rumah dengan perasaan marah. Lelaki yang selama ini mereka hormati, hari ini telah menorehkan luka yang amat besar dihati keduanya.

“Jangan pernah berpikir untuk melakukan itu. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah rela.” Betari bicara tanpa menatap suaminya. Ia melempar foto yang sedari tadi ia remas, kemudian pergi dari sana.

Luka yang sudah mulai tertutup itu kembali menganga. Ia harus mengingat kembali perasaan sakit atas pengkhianatan suaminya puluhan tahun yang lalu.

Damar masih termenung. Dari tempatnya ia melihat foto yang tergeletak di lantai. Kemudian ia melangkah perlahan. Dengan tangan bergetar, ia mengambil foto itu. Gambar putrinya yang telah ia abaikan sejak dilahirkan.

***

 Paramita duduk di kantin rumah sakit. Dihadapannya, ada Sekar dan Nada, salah satu anak asuh Sekar yang juga sahabat terbaik Ara. Dihadapan mereka tersaji secangkir teh yang asapnya masih mengepul. Paramita mengajak mereka kesini untuk berbicara, sekaligus menenangkan diri. 

“Aga sudah bicara dengan ayah kandung Ara.” Paramita memulai pembicaraan.

Sekar dan Nada terkejut. Baru kemarin Sekar bicara dengan Aga, dan hari ini lelaki itu sudah menemukannya.

“Secepat itu, Bunda?” Tanya Nada

“Sebenarnya kami mengenal Pak Damar. Dia… adalah ayah tiri Aga.” Kata Paramita pelan.

“APA?”

“Maksudnya?”

Tanya Sekar dan Nada bersamaan.

Lihat selengkapnya