Harapan Pada Bintang

Allindri S Dion
Chapter #11

Special Chapter: Fajar Awan Cemara

Namaku Fajar Awan Cemara, kelas empat SD, umur sembilan tahun, anak kedua sekaligus bungsu dari pasangan Henri Purnomo Jati dan Irma Rosalin. Kalian merasakan ada sesuatu yang janggal? Benar sekali, namaku mengikuti nama Papaku. Bukan hanya aku, kakak sulungku juga sama saja. Urutan nama> benda dari langit> lalu tanaman.

Laila Dima Cempaka.

Fajar Awan Cemara.

Kenapa? Mana aku tahu! Yang memberi nama kan bukan aku!

Jadi? Sebenarnya apa arti dari nama-nama ini? Sebenarnya Aku sendiri ingin tahu...

Jangan salah, bukannya aku tidak suka, namaku ini sudah bagus menurutku. Indah dan keren. Juga... Aku tidak masalah memiliki tema yang sama dengan nama Kakakku, karena cuma aku sendiri yang sama dengan Kak Laila.

Kita kan kakak-adik, jadi harus spesial kan? Harus ada kesamaan kan? Itulah mengapa aku selalu mengikuti Kak Laila dan gaya bicaranya, itu juga mengapa aku selalu mendengarkan Kak Laila kalau dia sedang ingin cerita dan berceloteh panjang lebar.

Sebenarnya aku sama sekali tidak ada rasa ingin tahu kenapa aku dinamakan Fajar Awan Cemara, tapi entah dari mana masalah muncul dalam perwujudan guru baru yang sedang berkenalan dengan kelas ku.

“Nama kamu Fajar Awan Cemara? Arti nama ini apa?”

“Fajar itu pagi. Awan ya awan. Cemara itu pohon,” jawabku dengan percaya diri.

Guru baru itu tertawa, “Bukan. Maksudnya, kenapa kamu dinamain begini?”

“Aku lahir ketika fajar.”

“Oh? Awan nya? Cemara nya?”

Setelah berpikir panjang tentang apa maksud si ibu guru baru, aku merasa bahwa menjawab soal matematika SMP jauh lebih mudah dibanding menjawab pertanyaan ini dan menyerah. Aku bergidik tak peduli.

“Gak tau.”


☁︎ ☁︎ ☁︎

Lihat selengkapnya