Ketika kau membuka matamu di pagi hari, tentunya kau akan selalu mengharapkan hari yang indah hingga kau kembali menutup matamu di malam hari. Terlebih jika matahari menyambutmu dengan sinarnya yang menakjubkan, tapi bukan hari ini.
2 Mei 2014
Salah satu kolam renang yang berada di kota kecil telah ramai dipenuhi pengunjung. Para penonton dari berbagai usia duduk di sekeliling kolam berteriak menyemangati peserta yang didukungnya. Mereka tidak sabar untuk melihat pemenang dari kategori selanjutnya, yaitu untuk anak-anak dari kelas 4, 5, dan 6 sekolah dasar.
Seluruh peserta sedang bersiap menunggu giliran, mereka duduk di kursi yang berada di pinggir kolam yang telah disediakan. Peserta nomor urut lima, mengenakan baju berwarna hitam dengan tulisan ‘Erina’ terpampang di bagian dada. Ia menggerak-gerakan kaki kecilnya sembari menarik napas perlahan, pada pelipisnya terlihat bulir-bulir keringat bertetesan. Ini pertama kalinya ia mengikuti lomba renang mewakili sekolahnya, walaupun sudah cukup lama ia mengikuti latihan berenang.
Erina menengok ke arah para penonton, ia menyisir seluruh penonton dan berhenti ketika menemukan seseorang yang dicarinya. Seorang pria paruh baya mengenakan kaus polos dan celana pendek duduk memerhatikannya. Mata mereka bertemu dan saling tersenyum.
“Erina! Kamu pasti bisaa!” pria tersebut berteriak.
Erina mengacungkan jempol pada ayahnya lalu kembali menatap kolam yang ada di hadapannya. Wasit di tepi kolam berdiri dan meniup pluit pendek menandakan para peserta harus segera bersiap pada posisinya.
Prriitt..!
Peluit kedua berbunyi, seluruh peserta segera terjun masuk ke dalam kolam. Mereka semua mengerahkan usaha terbaiknya untuk mendapatkan medali emas. Erina ikut terjun bersama dengan para peserta lainnya. Perlombaan renang ini adalah yang pertama kalinya bagi Erina. Ia melihat lawan di sampingnya cukup jauh berada di depannya. Erina yang tak ingin ketinggalan segera mempercepat gerakannya dan berusaha fokus untuk mencapai garis finish.