HARAPAN YANG SIRNA (Sepenggal Kisah Di Balik Mei '98)

Johanis Flegon Ph Henukh
Chapter #2

SEBUAH KEPUTUSAN

SEBUAH KEPUTUSAN

Malam pun tiba. 

Di langit bintang-bintang kembali memancarkan cahaya menerangi bumi. Krik krik krik ... terdengar suara beberapa ekor jangkrik di luar sana, dan lolongan anjing yang sesekali meraung memecah kesunyian malam.

Di ruang makan Pak Darto, Bu Tuti, Joe, dan Deva sedang menikmati makan malam bersama. Sekonyong-konyong terdengar suara ketukan dari pintu depan.

Tok

Tok

Tok

Bu Tuti seketika teringat dengan janji Bu Indah sore tadi. Entah mungkin karena lupa, sehingga Bu Tuti tidak sempat bercerita ke Pak Darto kalau nanti malam ini Bu Indah akan bertamu kemari. Yah rencananya Bu Indah ingin bertemu langsung dengan Pak Darto dan Joe, karena ada hal penting yang mau disampaikan atau dibicarakan bersama.

Kembali terdengar ketukan di pintu depan. Kali ini sedikit lebih keras, disertai suara lembut perempuan di luar sana.

Tok

Tok

Tok

Permisi

"Itu mungkin Bu Indah. Deva, coba lihat siapa yang datang?" Bu Tuti meminta Deva untuk menengok ke depan.

Deva yang kebetulan duduknya dekat dengan ruang tamu, buru-buru habiskan makannya yang tersisa dikit lagi, lalu segera beranjak ke depan untuk membukakan pintu. Setelah pintu dibuka, ternyata benar yang dibilang Bu Tuti, kalau yang datang bertamu adalah Bu Indah.

"Selamat malam, Nak Deva." Bu Indah memberi salam kepada Deva, di sampingnya berdiri Viran yang juga ikut menyalami Deva.

"Malam juga Bu Indah, malam Kak Viran." Dengan tersenyum lebar Deva balas menyapa, lalu mempersilahkan Bu Indah dan Viran untuk masuk.

"Mari masuk Bu Indah, Kak Viran, silahkan duduk." Ucap Deva.

"Makasih Deva." Bu Indah dan Viran lalu masuk dan duduk.

"Oya Dev, ayah dan ibu ada?" Tanya Bu Indah.

"Ada di belakang bertiga sama Kak Joe. Tadi lagi makan dulu, mungkin sudah selesai. Sebentar aku panggilkan ya, Bu." Sahut Deva.

Saking senangnya dengan kehadiran Bu Indah dan Viran, Deva lalu bergegas ke belakang untuk memberitahukan kepada ayah dan ibunya.

 "Ayah, Ibu ..., ada tamu Bu Indah. Eh Kak Joe, tuh di depan ada juga Kak Viran." Ujar Deva dengan raut wajah riang.

Deva sangat paham betul kalau antara Joe dan Viran memiliki hubungan pertemanan yang sangat dekat sekali. Keakraban mereka sudah terjalin sejak dari bangku Sekolah Dasar hingga SMA, bahkan di SMA pun mereka mengambil program studi yang sama yakni IPA Biologi. Joe dan Viran pun terbilang murid yang sangat pandai dan cerdas, karena selalu masuk dalam urutan peringkat tiga besar di sekolah mereka. 

Tidak sekedar berteman baik, keakraban Joe dan Viran bahkan sudah seperti saudara sendiri. Begitupun anggapan Deva terhadap Viran sudah seperti kakak sendiri. Viran pun demikian menganggap Deva sudah seperti adiknya sendiri.

"Nah benar kan kata Ibu, kalau yang datang adalah Bu Indah. Disuruh masuk dan duduk dulu, Dev." Ujar Bu Tuti.

"Sudah kok, Bu." Sahut Deva lalu kembali menuju ruang tamu.

Tak berselang lama Pak Darto, Bu Tuti, dan Joe selesai dengan makan malam mereka, lalu mereka berkemas dan bergegas menghampiri Bu Indah dan Viran yang sedang menunggu di depan.

"Halo, malam Bu Indah, malam juga Nak Viran." Sapa Pak Darto dan Bu Tuti nyaris bersamaan.

Bu Indah dan Viran pun balas menyapa, lalu mereka saling bersalaman.

Lihat selengkapnya