Ketakutan hanya akan menghalangimu untuk melakukan hal-hal menabjubkan
Tiara mengerjap-ngerjapkan mata. Berusaha mengenali tempat dia berbaring dan juga lelaki yang tengah bersadar di pintu sambil menatapnya. Dipaksakan tubuh lemasnya itu untuk sekadar duduk, merapikan rambutnya yang acak-acakan.
"Ica mana ?" Tanya Tiara menatap sekeliling.
"Beli teh anget" Balas lelaki itu dingin.
Sekarang, hanya suara jarum jam yang mendominasi. Tiara menunduk, sambil sesekali melirik Raka yang tidak meluputkan pandangan darinya. Dia berusaha menahan jantungnya yang berdetak lebih keras, tentu saja, belum pernah ada laki-laki yang menatapnya selama dan seintens Raka saat ini.
"Lo kenapa ?" Tanya Raka memecah keheningan.
Tiara mendongak untuk kemudian kembali menunduk dan menggeleg pelan. Dalam hati Tiara sudah berteriak tidak jelas, mengapa juga Ica tidak kunjung datang. Raka mengetuk-ngetukkan sepatunya ke lantai, mengikuti irama jarum jam.
"Lo takut sama gue?" Tanya Raka kembali.
Tiara menggeleg tegas, bukan begitu maksudnya. Dia hanya terlalu gugup untuk ditatap lama oleh orang yang belum akrab dengannya. Terlebih tatapan Raka yang terkesan berbeda menurutnya.
Gadis itu teringat sesuatu, Raka belum menjawab pertanyaanya. Dia mendongak, membuka mulutunya hendak bertanya, tapi kemudian nyalinya ciut melihat mata tajam Raka.
"Mau ngomong apa ?"
Tanya Raka melangkah mendekat, mengambil tempat di kursi samping ranjang uks. Membuat jarak mereka semakin dekat.
"Em.... Nggak kok gaada" Balas Tiara yang semakin menunduk dalam.
Tiara merasakan dirinya yang terus diamati oleh Raka, laki-laki ini membuat milyaran oksigen di sekitarnya seolah lenyap begitu saja.
"Muka lo merah?" Tanya Raka yang sontak membuat Tiara mendongak, memundurkan sedikit badannya.
Suara kenop pintu mengalihkan pandangan Tiara, tapi tidak untuk Raka yang masih menatap gadis dihapannya.
"Maaf Tir, tadi lama soalnya antriannya panjang" Ucap Ica sambil meletakkan segelas teh dan nasi bungkus di meja. Raka berdiri dari kursinya, melangkah meningalkan uks tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Kalian kenapa ?" Tanya Ica yang kebingungan sendiri. Tiara menggeleg pelan.