Semilir angin malam bulan desember memang tak pernah gagal dalam menciptakan moment indah tiap tahunnya.
Angin dingin akhir tahun menerpa kulitku yang sedang berbaring ditaman depan istana cipanas tak pernah sekalipun membuatku sakit.
Entah karena kehangatan suaramu diujung telpon atau hanya karena kuatnga tubuh seorang anak laki-laki berusia 19 tahun.
Moment yang sangat indah... Sungguh sangat indah.
•••
Kubuka mataku perlahan pagi itu ketika cahaya matahari sudah memenuhi seisi kamarku.
Kulerhatikan keadaan kamar hari itu sambil terduduk diatas kasur.
Jaket dan celana jeans tergantung didinding,ban motor juga sepatu futsal dipojok kamar, lalu sebelah kiri ranjang yang berserakan kertas-kertas yang dipenuhi tulisanku malam sebelumnya.
Ya... Ini pemandangan yang tidak asing... Ini kamarku dirumah kakak perempuan bapakku dengan kata lain rumah uwaku.
Segera kucari hpku setelah menyadari semua itu. Kunyalakan hingga tempampang jelas di layar lock screen
10 desember 2018
Rasa bahagia yang amat sangat seketika menghampiri diriku takala melihat tanggal tersebut.
Dengan penuh semangat dan terburu buru aku mencari satu nama dalam kontak untuk segera melakukan panggilan.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya terdengar suara wanita yang sangat familiar
"halo ri! Ada apa nelpon pagi-pagi"
Merdu dan menyejukkan hati kudengar suara wanita yang sangat kurindukan secara otomatis membuat air mata laki-laki yang tak pernah menangis itu mengalir.
"hai nil... Srooot"