Ana memastikan sekali lagi penampilannya tampak baik di depan cermin. Beberapa kali Ana mengatur napas demi menenangkan diri.
"Oke Ana, meski keinginan lo belum berhasil kemarin, mungkin, mungkin sekali sekarang waktunya. Trik hari kebalikan itu bukan gak bekerja, tapi lagi loading aja! jadi sekarang lo harus terus mikirin kalau kafe lo itu gak akan berkembang sama sekali dan malah berakhir bangkrut pada akhirnya. Oke, saatnya hal kebalikan dari itu terjadi sekarang!" Ana berbicara sendiri. Usai itu, Ana bersiap pergi dengan motor vespanya menuju kafe. Kurang dari tiga puluh menit perjalanan, Ana telah tiba di depan kafe. Disana sudah ada sepeda motor Budi dan satu kendaraan roda empat yang Ana sudah tahu siapa pemiliknya. Di dalam kafe ada dua orang pria yang tengah berbincang dan langsung menyambut Ana begitu Ana masuk kafe.
"Halo, Ana," gadis itu langsung memperkenalkan diri ke pria yang baru ia temui itu.
"Yoga, kakak tingkatnya Budi," kata pria itu sambil tersenyum dan bersalaman dengan Ana. Setelah basa-basi beberapa saat, tibalah mereka pada obrolan inti yaitu membahas mengapa kafe Ana dan Budi tidak berjalan baik selama 3 bulan pertama beroperasi kemarin.
"Terus terang kalian punya banyak peer disini. Hal basic aja dulu. Nama kafe aja kalian belum punya ya, kayaknya?" ditanya seperti itu, Ana dan Budi saling pandang baru ngeh betapa banyak hal yang telah mereka lewatkan.
"Saran saya sih kalian mulai lagi semua dari awal. Coba cari apa yang seharusnya ada tapi belum diterapkan," ucap Yoga yang kemudian menyeruput kopi.
"Tuh, kalo produknya sih kalian udah cukup mumpuni. Kukis buatan Ana pun rasanya berkelas. Cuma saya rasa mungkin presentasinya kurang," lanjut Yoga.
"Saya sih pengen banget ubah semua yang ada sekarang. Jujur semuanya kurang sih buat saya. Jadi ya, wajar kalo orang gak tertarik berkunjung kesini," kata Ana. Entah sadar atau tidak, Budi cukup terkejut dengan apa yang Ana katakan. Namun, Budi memilih untuk tidak mempermasalahkan hal itu.
"Oh kalo gitu mau gak mau semua harus dimulai lagi dari 0. Kalau kalian siap terutama untuk modalnya ya silakan. Saya akan kasih advice terbaik. Tapi keputusan tetap ada di tangan kalian," ungkap Yoga lagi.
"Sebentar Mas, maksudnya mulai lagi dari 0 itu gimana, ya?" tanya Budi sedikit risau. Yoga terdiam sejenak.
"Hilangkan semua ini, mulai yang baru," kata Yoga agak berat mengucapkannya. Budi terlihat lemas. Sedangkan Ana tampak bersemangat.
"Oke," sahut Ana spontan. Budi semakin risau.
"Gak bisa langsung oke gitu dong. Ini aja kita abis banyak loh buat modal. Kalo mulai lagi kita harus keluarin modal lagi dong. Dan bisa aja jauh lebih besar dari yang kita keluarin kemarin," protes Budi tak terima dengan keputusan sepihak Ana.