Hari Kebalikan

Wina Anggraeni
Chapter #11

Interview

Proses interview hari ini masih dilakukan di lokasi kafe lama karena kafe baru masih proses finishing. Ana dan Budi sudah tiba di kafe sejak pukul 8. Selain sarapan bersama dan menyiapkan kursi serta meja untuk para kandidat, keduanya juga diskusi banyak hal mulai dari segala hal tentang proses rekrutmen hari ini hingga hal receh seperti Ana yang merasa sulit tidur semalam karena terlalu excited untuk hari ini. Proses rekrutmen dimulai jam 9 yang terdiri dari psikotes dan interview. Estimasi semua proses itu akan selesai di jam 12 siang nanti.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 lewat 5 menit. Namun, baru 3 orang kandidat yang datang dari 15 orang kandidat yang Muti bilang sudah konfirmasi akan hadir hari ini. Setelah berdiskusi singkat dengan Ana di ruang staff, Budi memutuskan untuk memulai proses tes di jam 9 lebih 10 menit dengan total kandidat 3 orang. Selama satu jam setengah semua kandidat melakukan psikotes dengan mengisi beberapa jenis soal. Usai itu jawaban semua kandidat diperiksa Ana di gudang. Selanjutnya satu per satu kandidat dipanggil ke ruang staff untuk interview bersama Budi.

"Atas nama Putri, silakan masuk," Budi menyebutkan nama kandidat pertama.

"Dari dua posisi yang kami tawarkan, kamu lebih tertarik ke kasir atau waitress?" Budi mulai menggali informasi dari kandidat pertama.

"Saya lebih tertarik kasir, Pak. Alasannya karena saya memiliki pengalaman di bidang kasir. Selama satu tahun saya pernah menjadi kasir di salah satu perusahaan retail. Oleh karena itu saya percaya diri bahwa saya dapat menjalankan tugas sebagai kasir di kafe ini dengan baik," jawab wanita itu dengan penuh keyakinan dengan senyum yang tak tanggal dari wajahnya.

"Oke. Tapi kamu gak masalah disini gak ada hari liburnya untuk 3 bulan pertama. Jadi kamu bakal kerja Senin sampai Minggu. Setelah 3 bulan nanti ada proses evaluasi sistem kerja yang bisa aja kedepannya kamu bakal punya hari libur," papar Budi.

"Saya siap, Pak. Saya juga menyadari bahwa Bapak perlu waktu untuk menilai kinerja saya disini. Sehingga jika memang begitu aturannya, saya siap menjalaninya dan siap membuktikan bahwa kinerja saya baik," lagi-lagi wanita berkulit cerah itu menjawab dengan lugas.

"Dari saya cukup. Apakah ada yang ingin ditanyakan sebelum sesi interview ini selesai?" saat ini cara bicara Budi tak ubahnya HR profesional.

"Dari saya juga cukup, Pak. Saya tidak punya pertanyaan," timpal wanita itu yang sekaligus mengakhiri sesi interview itu.

"Tapi tolong jangan dulu pulang ya. Sama tolong panggilkan Syaputra ya," kata Budi sebelum wanita itu benar-benar keluar dari ruang staff. Beberapa menit kemudian seorang pria bertubuh kurus dengan kulit sawo matang muncul dari balik pintu. Pria itu kemudian duduk di hadapan Budi.

"Nama kamu Syahputra, berarti nama panggilannya Putra?" Budi memulai dengan pertanyaan ringan. Sebelum berbicara, pria itu tersenyum terlebih dulu.

"Bukan, Pak. Saya biasa dipanggil Udin," jawab pria itu diluar prediksi.

"Loh, jauh banget. Kok bisa?" Budi malah tertarik membahasnya lebih lanjut.

Lihat selengkapnya