Hari Kebalikan

Wina Anggraeni
Chapter #13

Kafe Cookfee

Tibalah di hari soft opening kafe Cookfee. Nama baru kafe milik Budi dan Ana lahir dari diskusi kedua owner ketika makan di angkringan di suatu malam. Nama yang merupakan akronim dari Cookies and Coffee itu kini terdengar manis dan mudah diingat. Penampilan kafe pun berubah drastis. Kini kafe Cookfee terlilhat begitu indah dan nyaman dengan nuansa coklat dan putih yang mendominasi. Meski tempatnya tidak begitu luas, tapi tata ruangnya membat kafe ini dapat menampung lebih banyak pelanggan dibanding tempat sebelumnya. Interior dan pencahayaan yang didesain sedemikian rupa menambah kesan estetik yang Ana dambakan sejak lama. Meski jauh di dasar hatinya, ia masih merasa in smeua belum mencapai semua yang ia inginkan.

Kali ini Ana dan Budi disertai 3 orang karyawan yang hari ini bekerja untuk hari pertama setelah sepekan sebelumnya mengikuti training. Di momen soft opening kali ini nyaris semua orang terdekat Budi dan Ana turut hadir. Orang tua Ana dan Budi, para sahabat, termasuk Yoga pun ikut membersamai walaupun tidak lama karena kesibukannya.

"Sekali lagi selamat atas pembukaan kafe kalian. Saya bangga banget kalian bisa melebihi ekspektasi saya. Ini luar biasa. Semoga sukses. Tapi saya harus pamit," Yoga menyalami Ana dan Budi dengan sumpringah.

"Terima kasih banyak Mas Yoga. Ini semua tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan Mas untuk kami," Budi menepuk punggung tangan Yoga berkali-kali saat mereka bersalaman. Usai itu Yoga benar-benar pamit pada semuanya dan meninggalkan kafe.

"Mas Yoga keren banget, ya? suamiable!" celetuk Ana saat mengantar Yoga keluar kafe hingga ia pergi menaiki kendaraan roda empatnya.

"Jadi tipe lo yang kayak mas Yoga, ya?" Budi menggoda.

"Cewek mana coba yang gak mau punya pasangan yang bukan cuma cakep, tapi sukses juga, cerdas, humble pula," seloroh Ana masih terus memandangi arah terakhir Yoga terlihat. Budi tertawa.

"Sadar woi! dia udah beristri!" ungkap Budi yang lantas meninggalkan Ana masuk ke dalam kafe. Ana mengejarnya dengan wajah panik.

"Eh lo serius? kok gue gak pernah lihat dia pake cincin nikah, ya?"

"Simpel, dia gak mau kelihatan beristri," mendengar jawaban Budi, Ana sempat syok.

"Jadi maksud lo, dia.." Ana berbisik setelah menyejajarkan langkah dengan Budi.

"Ya, begitu lah. Namanya manusia gak ada yang sempurna," kata Budi membuat Ana merinding. Pria bersahaja seperti Yoga pun tak luput dari kekurangan. Ana dan Budi masuk ke kafe tanpa percakapan. Ana benar-benar kaget dengan fakta baru tentang Yoga. Niat hati ingin bercanda, malah membuat Ana kepikiran hingga Ana tidak menyadari kini ada seorang wanita berdiri di hadapannya.

"Oh iya, ini ibu gue," kata Budi memperkenalkan seorang wanita berhijab dengan wajah yang ramah. Ana yang sedang melamun cukup terkejut sehingga responnya agak delay.

"Oh.. ini, ibu, Budi," kata Ana dengan sedikit terbata-bata.

"Gak usah kayak belajar baca juga dong, ngomongnya," komentar Budi membuat ibunya dan Ana tertawa kecil.

"Jadi ini Ana yang sering kamu ceritain itu," kata Nina sambil melirik ke arah Budi yang terlihat panik hingga menyenggol ibunya beberapa kali.

Lihat selengkapnya