Hari Kebalikan

Wina Anggraeni
Chapter #15

Malam Minggu

Pukul 10 malam tepat kafe Cookfee tutup. Setengah jam berikutnya digunakan semua karyawan termasuk Budi dan Ana untuk berbenah dan membersihkan dapur dan beberapa hal yang harus segera dibersihkan untuk persiapan esok hari yang mulai masuk akhir pekan. Putri pulang seorang diri dengan sepeda motor. Sedangkan Cahyuni nebeng dengan Udin. Budi dan Ana pulang terakhir karena hanya mereka yang punya akses kunci kafe.

Sebelum naik, Budi memasangkan helm pada Ana yang sibuk dengan ponselnya. Berkirim pesan dengan seseorang.

"Aku mau ke rumah Muti, ya. Mau nginep," kata Ana ketika Budi menguncikan helm Ana.

"Oke. Jadi besok aku jemput di rumah Muti gitu?" tanya Budi memastikan.

"Benar! seratus buat kamu!" kata Ana disambut tawa kecil keduanya. Ana dan Budi menyusuri dinginnya udara malam itu hanya berdua. Sesekali mereka tertawa bersama. Bahagia.

"Eh btw, tadi Cahyuni denger lho waktu kita ngobrol pake aku-kamu," kata Budi membuat pembahasan baru.

"Oh ya? pantesan cara dia ngelihat aku jadi beda gitu," timpal Ana.

"Kalo ke aku dia nanya langsung, dia mastiin kita pacara atau ngga," ungkap Budi.

"Terus, kamu jawab apa?" Ana menajamkan pendengaran demi mendengar jawaban Budi dengan jelas.

"Ya ngga lah. Kita emang gak pacaran, kan?" jawab Budi yang sempurna membuat Ana kecewa.

"Kamu sendiri gak kepikiran buat ubah status kita emang?" tanya Ana lagi dengan harap Budi bisa menjawab sesuai dengan keinginannya.

"Gak tuh. Lagian apa pentingnya status buat kita yang udah umur segini?" Budi berucap dengan tenangnya. Kali ini, Ana tidak menimpali lagi. Budi pun hanya diam tanpa berusaha membuat Ana kembali bicara hingga mereka tiba di tujuan. Ana turun dan mengucapkan terima kasih seadanya. Sementara Budi tetap berprilaku seperti biasa seolah tak menyadari ada yang berbeda dengan Ana.

Usai numpang mandi dan meminjam baju tidur milik Muti, Ana tetap murung seperti saat pertama kali sampai. Hingga saat ini mereka belum ngobrol sama sekali. Ana hanya menghabiskan waktunya dengan menatap layar ponsel dengan begitu serius. Kendati demikian, Muti memilih untuk diam. Ana adalah tipe yang akan bercerita sendiri jika memang bersedia dan akan sangat marah jika dipaksa bercerita saat dirinya belum siap.

"Mut," panggil Ana membuat Muti menoleh cepat.

"Ada yang ngajakin gue jalan," kata Muti datar.

"Budi?" Muti memastikan. Ana menggeleng pelan.

"Angga,"

Lihat selengkapnya