Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, hari ini persiapan kafe Cookfee terasa senyap sekali. Belum terdengar percakapan yang berarti. Semua memilih bungkam terlebih melihat Ana yang betah dengan wajah datarnya dan Budi yang tampak berantakan seperti orang yang tidak tidur semalaman.
"Biar saya bantu susun kukisnya, Kak Ana." Udin mendekat pada Ana yang baru saja membuka etalase kukis. Seolah tak mendengar apa yang Udin katakan, Ana melanjutkan kegiatannya menyusun kukis tanpa memberi respon apapun pada Udin. Akhirnya Udin menjauh perlahan dari Ana dan mengerjakan hal lain.
"Ehm, lagunya kita puter sekarang aja kayaknya yaa," kata Cahyuni berharap suasana lebih cepat mencair jika ada lagu yang mengalun.
"Saya request lagu barat ya, Kak Cah!" teriak Udin sembari mengelap kaca.
"Boleh dong!" sahut Cahyuni yang langsung memutar lagu melalui komputer yang langsung terdengar ke seluruh penjuru kafe. Untuk satu menit pertama lagu mengalun begitu saja. Tiba-tiba ada bagian lirik yang membuat Udin memberi kode pada Cahyuni untuk segera mengganti lagunya.
You say I'm crazy
'Cause you don't think I know what you've done
But when you call me baby
I know I'm not the only one
"Kayaknya kita ganti lagu indonesia aja kali ya," Cahyuni panik sehingga langsung mengganti lagu yang diputar.
Tak pernahkah kau sadari
Akulah yang kau sakiti
Engkau pergi dengan janjimu
Yang telah kau ingkari
Lagu yang dinyanyikan Judika itu seketika terdengar tak ubahnya genderang perang. Apalagi kini Budi mulai membuat suara bising dengan apa yang sedang ia kerjakan. Sontak Cahyuni langsung berlari mendekat komputer untuk segera mengganti lagunya lagi.
"Lagu Rizky Febian aja, Kak," kali ini Putri ikut bersuara. Langsung saja Cahyuni mencari lagu yang sesuai.
Percayalah sayang, berpisah itu mudah
Tak ada kamu di hidupku, aku mampu
Namun menghapuskan semua kenangan kita