Hari Kebalikan

Wina Anggraeni
Chapter #18

Plan A & Plan B

Seperti dugaan semua orang, Ana tidak datang ke kafe hari ini. Meski sedih dan kecewa, tapi Budi masih memiliki secercah harapan lewat rencana yang Putri berikan. Ide Putri semalam membuat Budi yakin, bahwa ia masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Ana. Ada dua rencana yang Putri tawarkan.

Pertama membuat video permintaan maaf yang akan dibintangi langsung oleh Budi beserta 3 karyawannya. Sedangkan rencana kedua yang hanya akan dilakukan apabila rencana pertama gagal, rencana ini adalah dengan mendatangi Ana ke rumahnya dengan membawa kejutan membahagiakan bagi Ana. Sudah disepakati bahwa kedua rencana ini hanya akan disiapkan di luar jam kerja atau saat kafe tutup dan itu dihitung lembur. Malam ini adalah malam pertama proses syuting video.

"Jadi nanti kita berbaris ke belakang, terus satu per satu geser kanan kiri, dan di paling belakang ada kak Budi bawa sebuket bunga dan mulai bilang maaf dan langsung tembak Ana saat itu juga. Semuanya paham?" Putri sudah seperti sutradara laganya.

"Paham!" jawab Udin, Cahyuni, dan Budi nyaris bersamaan.

"Oke, satu, dua, tiga, action!" semua mengambil posisi masing-masing, backsound romantis dimainkan untuk menghidupkan suasana. 

"Ana, sekarang aku tahu apa salahku. Aku mohon untuk kamu bisa memaafkan aku, Ana. Aku adalah lelaki yang tidak peka. Aku adalah lelaki yang hina. Aku benar-benar tidak pantas ada di dunia ini. Aku-" 

"Sebentar Kak, kayaknya itu berlebihan. Cukup akui kesalahan Kakak aja. Udah itu minta maaf dan tembak kak Ana. Gimana?" Putri menginterupsi Budi yang sudah terlanjur terlalu dramatis. Akhirnya semua diulang dari awal.

"Ana, aku akui aku salah. Maaf ya. Jadian yuk?" Budi mengakhiri kalimatnya dengan tersenyum sambil menyodorkan buket bunga ke depan. Cahyuni dan Udin saling pandang lantas keduanya berusaha menahan tawa sekuat mungkin. 

"Ehm, sorry Kak. Tapi kalo yang tadi kayaknya terlalu singkat. Bisa lebih dikembangin lagi kata-katanya?" Putri memberi usul. Sementara Budi terlihat bingung.

"Saya gak pernah kayak gini sebelumnya. Saya juga paling gak bisa merangkai kata. Gimana kalo kamu aja bikin skripnya, nanti saya hafalin. Yang penting kata-katanya sesuai aja," tawar Budi. 

Lihat selengkapnya