Hari Kebalikan

Wina Anggraeni
Chapter #19

Plan C(ahyuni)

Plan C

​Udin menatap bingung pada Cahyuni yang tak bisa berbuat apa-apa selain menampakkan wajah penuh ketakutan dan mereka berdua memilih untuk berlindung di balik tubuh Putri. Saat ini mereka bertiga tak ubahnya pencuri yang baru saja tertangkap basah.

"Apa ini saatnya masuk plan A? " tanya Udin panik sambil berbisik.

"Mana bisa! videonya kan belum selesai diedit, Din!" jawab Putri dengan berbisik.

"Yaudah langsung plan B aja kalo gitu!" usul Cahyuni kemudian.

"Gak bisa juga. Bannernya belum jadi, masih di percetakan!" gumam Putri mencoba menjawab dengan suara sepelan mungkin agar tidak ketahuan Ana yang mulai berjalan mendekat ke arah mereka.

"Kalian lagi ngapain? biasanya juga pada teng go," tanya Ana dengan mata yang menelisik ke arah belakang para karyawannya.

"Gak.. ngapa-ngapain, Kak Ana," timpal Udin tergagap. Namun itu tidak cukup membuat Ana percaya. Sebab kini Ana telah melihat langsung apa yang sedang dibuat oleh para karyawannya. Ana mengernyit.

"Apaan ini?" Ana memegang salah satu papan yang bertuliskan 'tidak'. Ana juga memerhatikan papan-papan lain yang sebagian sudah dihias sedemikian rupa dengan ornamen bunga dan bentuk hati. Hening sesaat.

"Saya mau buka jasa nail art, Kak," ujar Cahyuni tiba-tiba. Bukan hanya Ana, dua temannya juga bingung. Apalagi Budi yang baru bergabung.

"Maksudnya?" tanya Ana sambil melirik Cahyuni yang terlihat gugup.

"Eh, ini Kak, kami disini bantu Cahyuni yang mau mulai bisnis nail art. Rencananya papan ini bakal dipake buat ngonten," Putri menyambung ucapan Cahyuni. Seolah sudah berkompromi sebelumnya, Udin ikut membantu.

"Kak Ana mungkin gak tahu rencana kak Cah ini, karena kak Cah baru ngasih tahu kemarin, Kak. Iya kan, kak Budi?" orang yang ditunjuk sebenarnya tidak siap.

"Iya, bener banget," hanya itu yang bisa Budi katakan.

"Oh gitu. Saya kira kalian dipaksa kerja lembur, setiap mau pulang muka kalian capek banget kelihatannya. Jangan dikira saya gak ada merhatiin kalian, ya!" kata Ana. Meski suaranya sedikit tinggi, tapi dapat terasa ada perhatian yang besar pada para karyawan dari seluruh kalimat Ana.

Lihat selengkapnya