Hari Kebalikan

Wina Anggraeni
Chapter #23

Rose Gold Girl

Setelah diperkanalkan pada Ana, Udin, Putri, dan Cahyuni, Amanda mulai melakukan pekerjaannya, Ia membuka laptopnya dan mengerjakan sesuatu disana. Tak lama kemudian ia mulai mengambil video beberapa spot kafe. Beberapa karyawan memerhatikan Amanda dengan seksama karena di mata mereka ketika Amanda bekerja sekilas terlihat konyol. Tidak hanya itu, Amanda mulai mengajak Budi untuk turut dalam kontennya. Para karyawan juga dilibatkan untuk menghasilkan konten yang sudah ia konsepkan. Barulah di siang menjelang sore hari Amanda mulai fokus mengedit video yang baru ia ambil. Begitu fokus Amanda pada apa yang ia kerjakan sampai ia tidak sadar bahwa ia sedang digunjingkan karyawan lain.

"Tadi lu liat gak gaya dia syuting gimana? kayak so banget gak sih?" pancing Cahyuni menebar biang gunjingan diantara 'bawahannya'.

"Iya, Kak. Dari awal lihat juga udah feeling nih anak songong gitu!" timpal salah satu karyawan dengan bibir lemesnya.

"Kayak yang bakal bagus aja tuh kontennya!" celetuk satu orang lagi sambil menatap sinis pada Amanda dari kejauhan. Selanjutnya di malam hari Amanda memperlihatkan salah satu video yang sudah rampung diedit dan menjadi konten yang utuh.

"Wah keren banget! jujur aja ini melebihi ekspektasi saya sih. Saya jadi ragu kamu bener-bener gak punya pengalaman," kata Budi membuat Amanda salah tingkah.

"Hehe, sebenernya saya ada sedikit pengalaman Pak. Tapi itu gak cukup untuk build portofolio yang keren," jelas Amanda.

Budi mengangguk-angguk. "Emang kamu kuliah jurusan apa?" tanya Budi yang entah kali ke berapa menanyakan hal yang sama.

"Teknik informatika,"

"Harusnya kamu jadi programmer dong kalo gitu!"

"Harusnya. Tapi kayaknya saya gak passion disana," jawab Amanda yang lagi-lagi direspon dengan anggukan.

"Oke, saya suka taste kamu. Sesuai lah sama branding kafe Cookfee. Tapi mungkin saya minta untuk selanjutnya kamu bisa juga bikin konten-konten yang ringan dan menghibur buat selingan. Jangan semua konten tentang promosi atau pengenalan kafe dan menu-menu kita aja. Untuk permulaan ini udah bagus banget, terima kasih ya!" ujar Budi.

Lalu Amanda meninggalkan Budi kembali ke 'meja kerja'-nya yang flesksibel bisa dimana saja diantara kursi untuk pelanggan. Saat Budi akan keluar dari ruangan Ana, tiba-tiba Ana muncul dengan wajah yang tidak ramah.

"Kenapa sih? lagi dapet ya?" tanya Budi memincingkan matanya pada Ana. Namun Ana hanya menggeleng.

Budi mengenggam tangan Ana, "Beneran deh kenapa? aku ada salah?" sekali lagi pertanyaan yang sama dengan respon yang sama juga. Tanpa sepatah kata hanya gelengan kepala. Menyerah, Budi memutuskan untuk meninggalkan Ana.

Lihat selengkapnya