Seperti sudah terbiasa dengan pelanggan yang membludak, para karyawan terlihat santai saja menjalankan tugas mereka masing-masing di kafe Cookfee dengan jumlah pelanggan yang terus bertambah. Pun Cahyuni yang kini sudah punya banyak penggemar tak risih apabila di tengah ia bertugas ada pelanggan yang tiba-tiba meminta berfoto bersama atau meminta untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun.
"Eh, ini gimana sih, saya kan minta less sugar, kenapa manis banget?" protes seorang pelanggan yang memang nyaris setiap kali datang ke kafe selalu saja ada hal yang salah di matanya.
"Maaf Kak, itu sudah less sugar. Gak mungkin kalau masih manis banget," sergah Udin.
"Nih kamu minum aja sendiri! ini kafe bukannya makin upgrade, malah gini-gini aja gak ada kemajuan," pungkas pria itu sambil berlalu. Udin tak pernah kesal lagi dengan ocehan pria itu. Karena ia tahu esok atau lusa pria itu pasti datang lagi.
Keluhan pelanggan dalam hal apapun sudah menjadi makanan sehari-hari para Cookfee team untuk dijadikan bahan evaluasi semata tanpa diambil hati. Hari ini dilalui seolah tanpa kendala. Saat mendekati jam pulang usai kafe tutup, saat inilah waktu untuk para karyawan bercengkrama melepas penat dan membangun suasana santai bak sesama teman.
"Din, lu ngeh gak sih orang yang pernah kita omongin, orang yang selalu datang ke kafe Cookfee setiap hari, dia gak pernah datang lagi kayaknya," ucap Cahyuni sambil membersihkan meja.
"Ah iya bener Kak Cah, saya juga gak pernah lihat dia lagi. Kemana ya, dia?" tanya Udin ikut penasaran.
"Lagi pada ngobrolin apa sih?" tiba-tiba Putri nimbrung.
"Ini loh, pelanggan setia kita kayaknya udah beberapa hari ini gak pernah kelihatan lagi, kamu ngeh gak sih?" jelas Cahyuni. Putri tampak berpikir sejenak.
"Oh iyaa, itu namanya Akbar. Terakhir kesini dia minta ketemu kak Budi buat ngobrol-ngobrol," kata Putri.
"Kamu ngobrolin apa sama customer?" sambar Ana ketika Budi bahkan tidak sadar dengan apa yang sedang dibicarakan.