Hari Kebalikan

Wina Anggraeni
Chapter #28

Cinema Date

Pukul 4 tepat Budi dan Ana izin pulang duluan dan mempercayakan kafe pada trio karyawan lama hingga tutup nanti. Sebagaimana janji Budi kemarin, hari ini ia akan mengajak Ana untuk nonton. Film apa yang akan ditonton sudah Ana tentukan bahkan Ana sudah memesan tiketnya secara online. Budi tidak punya kesempatan untuk menolak ataupun mengganti filmnya. Toh apapun pilihan Ana, itu sudah membahagiakan hati Budi. Melihat Ana sudah tidak murung lagi pun sudah membuat hati Budi tentram. 

Budi inisiatif membeli popcorn, minuman, dan beberapa kudapan lain untuk menemani mereka saat menonton nanti. Film yang mereka pilih baru tayang setengah jam lagi. Ana dan Budi memutuskan untuk menunggu di sofa bioskop sambil bercengkrama.

"Eh gak nyangka ya, kita yang awalnya gak sengaja ketemu di kantor terus di-phk bareng udah itu iseng buat bisnis kafe dan sekarang kafe Cookfee udah sebesar sekarang," ujar Budi.

"Iya ya. Dulu kafe kita cuma kafe kampungan yang bahkan orang lain aja nyangkanya itu bukan kafe, tapi warung kopi biasa hahaha!" Ana dan Budi tertawa bersama.

"Untung aja kamu gantungin hubungan kita," ucap Ana membuat Budi tertegun.

"Apa hubungannya sama kafe Cookfee?" tanya Budi bingung.

"Jelas ada. Karena kamu gantungin hubungan kita, aku nekat jalan sama Angga padahal aku gak suka sama dia. Saat itu aku manfaatin kesempatan buat bikin Angga jadi investor kita karena kafe Cookfee benar-benar di ujung tanduk saat itu. Kamu juga pasti ngerasa kok, kafe Cookfee melejit banget setelah dapet dana investasi dari Angga. Gak tahu gimana jadinya kafe Cookfee kalo gak ada suntikan dana dari Angga! udah gulung tikar kali," jelas Ana. 

Meski merasa kurang nyaman dengan penuturan Ana, tapi Budi berusaha tetap tenang dan berpikir positif, "Yang pasti itu juga karena usaha kita berdua," tambah Budi dengan suara yang lembut.

"Menurut aku justru bukan. Karena kalo emang karena usaha kita, harusnya kafe Cookfee udah besar dari awal kita buka dong? ini kan ngga!" tampik Ana. Budi begitu tercengang hingga nyaris tak punya kata-kata yang bisa dilontarkan.

Lihat selengkapnya