"Terima kasih, Kak Ana. Saya izin pulang duluan," kata Amanda.
"Aku yang harusnya bilang itu. Terima kasih Amanda udah buka hati aku walaupun hati aku terbuka di menit terakhir jam tutup, tapi kamu masih mau kasih kesempatan. Terima kasih ya sekali lagi. Semoga dengan video itu, kafe Cookfee masih bisa punya masa depan yang bagus untuk semuanya. Untuk kita!" ujar Ana dengan wajah yang lebih ceria dari sebelumnya.
"Aamiin. Kalau gitu saya izin edit di rumah dan akan saya upload malam ini juga," usai itu Amanda pamit pulang. Ana pulang bersama Budi karena motor vespanya sudah dibawa ke rumah oleh supir ayahnya atas permintaan Ana sendiri. Hari ini Budi kebetulan membawa mobil.
"Jadi, kita beneran bakal liburan nih?" tanya Budi saat mobil baru melaju beberapa puluh meter.
"Beneran dong! besok aku urusin semua tiket dan penginapannya. Destinasi wisatanya aku pilih yang paling lengkap," ucap Ana yang bersemangat. Dirinya sendiri bahkan lupa bahwa sejak dulu, jika ia mengalami banyak tekanan, penawarnya adalah liburan. Namun, entah kenapa hal itu tiba-tiba terhapus dari ingatan. Jiwa traveler Ana dapatkan dari ibunya tentu saja. Sedangkan kakaknya mewarisi tabiat sang ayah yang lebih senang di rumah. Oleh karena itu ayahnya memutuskan untuk membangun usaha di bidang tekstil yang ia percayakan pada saudaranya sehingga ia tidak perlu banyak keluar rumah.
Liburan pun dimulai. Kafe tutup sementara. Hal itu sudah Ana katakan juga di video klarifikasinya kemarin. Meski banyak hujatan yang masih dialamatkan padanya, tapi kali ini Ana tak ambil pusing. Gadis itu lebih membiarkan saja semuanya dan menikmati liburan di Bali. Bukan hanya dirinya, tapi juga para Cookfee team terlihat begitu ceria. Semua karyawan ikut tanpa terkecuali. Namun, sayang Muti tak bisa ikut karena ada perjalanan dinas dadakan dari kantornya ke luar negeri.