Hari Kebalikan

Wina Anggraeni
Chapter #35

Lamaran

​Hari yang paling Budi tunggu pun tiba. Hari ini ia akan melamar Ana. Meski hari ini berbeda dengan rencana awal yang dimana hari ini akan dihadiri orang tua dan sahabat Ana dan Budi, tapi karena satu dan lain hal Budi memutuskan untuk membatalkan hal itu. Akhirnya acara lamaran ini hanya akan dihadiri oleh Cookfee team saja sekaligus selalu orang di balik acara ini. Budi berangkat ke kafe dengan semangat yang berbeda. Lebih antusias tentunya.

Namun, saat Budi tiba di kafe, ada yang lain. Bangunan yang sebelumnya ditutup identitasnya, sekarang sudah dibuka. Malah akan mengadakan grand opening hari ini. Acaranya belum dimulai pun sudah ada beberapa orang yang menunggu di depannya. Budi menatap tempat itu dari kejauhan, dan belakangan diketahui bahwa itu adalah sebuah kafe. Tak ingin terlalu kepo, Budi menghiraukannya. Terlebih hari ini ia terlalu excited dengan apa yang akan ia lakukan di malam hari nanti.

Semua Cookfee team yang tiba selalu salah fokus pada acara grand opening tempat baru itu. Orang semakin ramai yang menunggu. Meski begitu, Cookfee team tetap fokus menyiapkan kafe untuk segera buka. Entah kenapa, sejak dibuka satu jam yang lalu belum ada satu pun pelanggan yang datang. Karenanya, semua Cookfee team dibuat kaget ketika ada seseorang yang masuk ke kafe. Namun kecewa karena bukan pelanggan, ternyata Ana yang datang terlambat.

"Bisa-bisanya kafe baru itu rame banget!" seru Ana.

"Hah? itu kafe?" tanya Budi.

"Lah kamu gak tahu? itu kafe baru dengan konsep coffee shop ala Korea gitu. Sampai semua tulisan di luarnya pun menggunakan hangel," kata Ana.

"Aku kira tempat makan Korea biasa aja," timpal Budi.

"Pantesan disini jadi sepi," lanjut Budi.

Meski begitu, di jam ketiga kafe buka barulah ada beberapa pelanggan, tapi sambil membawa tester kopi gratis dari coffee shop yang baru. Rupanya di sosial media lebih parah lagi. Coffee shop itu telah memiliki ribuan penonton di live pertamanya. 

Belakangan barulah diketahui bahwa owner kafe itu adalah si pelanggan setia kafe Cookfee yang nyaris setiap hari datang tapi akhir-akhir ini memang tak pernah terlihat lagi. Melihat fakta sekarang tak heran pria bernama Akbar itu 'menghilang'. Sisa hari itu dihiasi dengan perasaan kesal dan kecewa. Terlebih kafe Cookfee tak ubahnya kuburan yang lengang. Sebagian besar pelanggan perhatiannya langsung terpusat pada coffee shop baru sampai melupakan kafe Cookfee.

"Kak, nanti malam jadi, kan?" bisik Udin pada Budi.

Lihat selengkapnya