Hari Kebalikan

Wina Anggraeni
Chapter #38

Kebetulan?

Tempe mendoan yang dijanjikan sudah terhidang. Meski anak satu-satunya, tapi sifat manja, seenaknya, atau banyak mau seperti streotip yang selama ini melekat pada karakter setiap anak tunggal, tidak tercermin pada Budi. Pria itu lebih menyukai makanan sederhana. Sejak kecil tempe mendoan adalah kesukaan Budi. Lebih tepatnya adalah tempe mendoan buatan ibunya.

"Hm, enak banget Bu! aku coba beli gak ada yang seenak buatan Ibu," kata Budi dengan mulut penuh dengan tempe. Ibunya tak henti menatap anaknya yang tak ia sangka akan ia temui hari ini. Menyaksikan anak baik-baik saja dan bahagia lebih membahagiakan daripada apapun bagi orang tua. Apalagi pada kasus Budi yang usai mengalami hal tidak menyenangkan dan kekecewaan mendalam, menyaksikan Budi bisa bangkit dan mengembalikan senyumnya adalah anugerah yang akan selalu orang tuanya tasbihkan setiap waktu.

"Sebentar ya, ibu mau telpon sahabat ibu dulu," ujar Nina sambil bangkit dari kursi.

"Sahabat ibu? tante Ratna?" tanya Budi.

"Iya. Rencananya hari ini ibu mau ketemu dia. Tapi ibu mau batalin. Ibu masih kangen sama kamu. Gapapa, ketemu sahabat ibu bisa kapan-kapan," jawab Nina hendak meraih ponselnya.

"Eh jangan, Bu. Rencana ibu ketemu tante Ratna kan selalu batal dari dulu. Masa sekarang ketika waktunya pas, malah dibatalin. Aku bisa temenin ibu ketemu tante Ratna kalau ibu mau," tawar Budi dengan senyuman lebar di akhir kalimatnya. Nina pun membalas senyuman itu lalu menyimpan ponselnya kembali.

Lihat selengkapnya