Ana berdiri di depan cermin seraya mematut penampilannya. Lantas Ana tersenyum pada bayangannya sendiri. Tak pernah ia sangka sebelumnya bahwa dirinya cocok juga memakai gaun seperti yang ia kenakan sekarang. Blazer yang dipadankan pun menambah kesan elegan pada penampilannya kali ini. Gadis yang kerap mengenakan celana jeans dan atasan kaos di setiap kesempatan itu, kini tampak jauh lebih anggun dengan gaya barunya. Berawal dari seseorang yang menghadiahkannya sebuah gaun, kini isi lemari Ana sudah didominasi berbagai macam gaun dengan beragam warna yang cantik.
"Ana, udah siap semua nih! ayo keburu telat!" teriak ibu Ana dari ruang keluarga. Detik berikutnya Ana keluar kamar menandakan dirinya pun sudah siap. Mobil milik ayah Ana kini sudah melesat membelah jalanan kota yang ramai lancar. Kali ini Ana tidak hanya ditemani oleh kedua orang tuanya. Kakak laki-lakinya, kakak iparnya, tak ketinggalan ponakannya yang menginjak usia 12 bulan pun turut membersamai Ana ke acara yang sejak lama Ana nantikan.
Mobil berhenti melaju di sebuah lahan parkir. Ana dan keluarga lantas berjalan ke tempat tujuannya, yaitu kafe Cookfee. Rupanya yang lain sudah tiba lebih dulu. Ana disambut dengan hangat oleh Yoga dan Angga yang langsung bangkit dari duduknya begitu melihat Ana. Kekasih Angga pun turut menyalami Ana dengan sumringah. Selajutnya orang tua Budi dan Nadin yang kini sudah berstatus sebagai istri Budi pun menyapa Ana dengan sangat ramah. Muti dan Ana saling menatap sejenak lalu sebuah pelukan cukup panjang tercipta diantara keduanya. Ada sedikit haru yang berhasil membuat mata sepasang sahabat itu berkaca-kaca. Tak lupa Ana pun menyapa kekasih Muti yang baru dikenalkan padanya baru-baru ini. Padahal Muti sudah berpacaran sejak 3 tahun lalu. Tak lupa Ana menyapa para mantan Cookfee team satu per satu tak terkecuali Amanda yang amat berjasa bagi kemajuan kafe Cookfee dulu. Terakhir, Ana menyapa trio Cookfee team senior. Putri, Cahyuni, dan Udin terlihat begitu bahagia sekaligus terharu dapat bertemu Ana lagi setelah nyaris satu tahun mereka berpisah.
Acara dimulai.
Budi naik ke atas panggung kecil yang dihias sedemikian rupa dengan tulisan 'Kafe Cookfee Reborn' sebagai latarnya. "Selamat datang dan terima kasih saya ucapkan pada semua yang telah hadir pada kesempatan kali ini. Acara hari ini adalah sebagai tanda awal bahwa kafe Cookfee akan segera buka kembali seperti dulu," tepuk tangan mulai bergemuruh. "Namun, ada beberapa hal yang perlu disampaikan terkait kepemilikan kafe Cookfee yang baru ini. Kepada Ana, saya persilakan untuk menjelaskan detail mengenai hal ini," ucap Budi diikuti Ana yang maju ke atas panggung menggantikan Budi.
"Halo, saya Ana. Sebelumnya saya adalah salah satu owner kafe Cookfee bersama Budi. Namun, karena beberapa alasan kami memutuskan sebuah kesepakatan besar. Yakni, kami sepakat untuk mengalihkan kepemilikan kafe Cookfee ini pada orang yang sangat kami percaya, begitu kami andalkan, orang yang paling jujur yang pernah saya temui, orang yang kerja kerasnya selalu dibarengi dengan ketulusan. Orang itu adalah, Udin. Saya, Budi, dan semua Cookfee team sudah setuju akan hal ini. Jadi, selamat menjalankan tugas sebagai owner yang baru. Kami titip kafe Cookfee di tangan kamu. Kami percaya, kamu bisa bawa kafe Cookfee jauh lebih tinggi dibanding kafe Cookfee yang sebelumnya," semua orang bertepuk tangan sambil menahan tangis haru.
Semua orang disini tahu persis bagaimana perjuangan kafe Cookfee sejak awal dibangun. Lalu seperti apa dinamikanya. Hingga akhirnya terpaksa tutup karena masalah pribadi kedua ownernya.