Hari Kebangkitan Mantan

Rizky Brawijaya
Chapter #1

Tantra

Tantra menggaruk kepalanya yang pusing. Cowok bodoh memang seperti itu jika sudah bertatap muka dengan lembaran kuis matematika. Tapi yang bikin heran banyak perempuan yang suka sama dia. Iya, bisa diakui parasnya memang ganteng banget. Yah mirip Kepa Arizzabalaga. Kiper klub bola Chelsea.

Namun harapan untuk memiliki Tantra bagi perempuan penghuni sekolah di sini pupus karena Tantra sudah punya pacar.

Jenika. Cewek pintar matematika dan anak paskibra yang paling diidam-idamkan para lelaki. Dibalik parasnya yang indah sayangnya ada kekurangan dari Jenika dimana sikapnya yang galak dan jutek. Sekolah pun menjuluki pewaris BK yang dari dulu sampai sekarang gurunya gak pernah ada yang ramah.

Tapi Jenika sayang banget kok sama Tantra sampai-sampai Jenika mau jadi guru privat Tantra walaupun kebodohan sang kekasih terus melekat sampai mau naik ke kelas 11. Ilmu apa yang Tantra punya sampai mampu melelehkan kejutekan hati perempuan 16 tahun itu. Tantra pernah donorin darah ke Jenika yang sempat koma akibat kecelakaan hebat pas pertama kali masuk SMA . Jenika merasa ini bentuk PDKT Tantra yang amat spesial sehingga dia menerima cinta Tantra.

Ujian akhir semester selesai. Jenika mengajak Tantra main ke rumahnya. Tujuh bulan pacaran, Tantra sudah delapan kali main ke rumah Jenika. Begitu pula Jenika . Ia dekat dengan bapak dan ibunya Tantra juga Tantra sendiri yang sudah kenal sama ayah dan bundanya Jenika namun sekarang-sekarang ini jarang ketemu karena alasan sibuk bisnisnya ke luar kota berminggu-minggu yang membuat Jenika hanya hidup seorang diri di rumah.

Jenika tak pernah merasa kesepian semenjak Tantra sering main. Selain kebodohan yang mendominasi Tantra, bakat gombal dan komedi Tantra juga selalu bikin Jenika terhibur. Bahkan Tantra melihat Jenika bukan cewek judes yang seperti orang bilang.

“Beb,” sapa Jenika melingkari leher Tantra sambil menatap senang wajah tampannya amat dekat. “Iya,” balas Tantra penuh senyuman.

Cupp !!!!

Jenika sentuh bibir manisnya ke pipi kanan Tantra. Ini yang selalu buat Tantra deg-degan. Jenika tidak pernah malu-malu menunjukkan rasa sayangnya. “Gimana tadi ulangannya?” tanya Jenika setelah melepas rangkulannya.

Tantra tersenyum dibarengi tampang malu yang bikin Jenika bertepuk jidat. Ekspresi menyebalkan Tantra dengan sangat mudah Jenika tebak kalo kekasihnya tidak bisa mengerjakan soal ulangan tadi siang dengan baik. Batin Jenika menganggap semuanya sia-sia namun hanya senyum kesal yang berani cewek manis tinggi 169 cm-an karena tidak mau terjadi keributan hanya gara-gara masalah yang sebenarnya sudah bosan untuk Jenika bahas.

“Maaf Sayang, aku sudah mengingat semua rumus yang kamu ajarin tapi entah kenapa wajah kamu terus yang lebih aku ingat. Jadinya mengganggu,” puji Tantra menghindari ambekkan Jenika.

“Alah, kebiasaan kamu deh. Ngomong begitu biar aku gak marah. Pinter yah nih bocah,” cetusnya mencubit pinggang Tantra. “Aduh !! Ampun, ampun, ampun. Aku janji pas kelas sebelas nanti aku bakal rajin belajar dan jadi orang pintar,” kata Tantra memohon Jenika melepas cubitannya yang makin lama semakin sakit.

Lihat selengkapnya