Bel istirahat tiba. Tantra, Shena, Jimmy dan Stevan beranjak ke kantin tapi saat perjalanan mereka bertemu orang tua Jenika. Mamanya Jenika menegur sopan Tantra dan Tantra menanggapinya dengan sopan juga.
“Ta, apa kabar kamu sekarang? Udah lama gak main ke rumah,” ucap mamanya. Tantra grogi menjawab karena ada Shena yang sedari tadi menatap bingung dirinya.” Baik Tante. ‘Kan Jenika lagi ke luar negeri jadi bingung saya mau ngapain kalau kesana.”
“Yah, walaupun kalian udah putus tapi jangan putus silaturahmi juga sama saya dan papanya Jenika. Iya ‘kan Pa?”
“Betul Ta. Awal tahun ajaran baru Jenika juga pulang,” sambung papanya.
Tantra semakin grogi dan takut Shena cemburu akut. Untuk mengalihkan pertanyaan, Tantra memperkenalkan Shena. "Oh iya. Om, Tante. Kenalin. Ini Shena, pacar saya dan mereka berdua Stevan dan Jimmy, teman saya dan Jenika juga.”
Mamanya Jenika sontak kaget. Kemudian menyapanya dengan penuh rasa kagum sampai-sampai Shena kebingungan mau jawab apa selain terima kasih. Begitu pun kedua temannya. "Ini Shena yang kemarin ke Jerman ‘kan ?”
“Iya Bu . Kabar Jenika gimana bu di sana ?” tanya balik Shena yang sudah mengenal Jenika.
“Baik. Ini saya habis dipanggil Kepala Sekolah. Saya dikasih kabar kalo Jenika juga berprestasi di sana. Senang deh Jenika punya teman-teman kayak kalian. Baik-baik,” puji lagi mamanya Jenika bikin kita berlima cukup bangga.