Keesokannya sepulang sekolah, Tantra main kerumah Jenika. Tentu ia tak sendiri. Tantra membawa Shena, Stevan dan Jimmy. Jenika dengan penampilannya yang semakin cantik menyambut mantan kekasih dengan penuh senyuman. Stevan dan Jimmy saja sampai terpukau melihat teman sekelasnya. "Hai kalian.”
Namun kedua bola mata Jenika membulat saat tubuh Shena muncul dari pintu. Bagaikan ratu, Shena menyapa Jenika penuh wibawa. "Halo, Jenika.” Suasana tegang beberapa detik hingga Jenika mempersilahkan duduk di ruang tamu yang super megah sambil menunggu kedua orang tua nya datang.
Shena dan Jenika adalah rival semenjak masuk sekolah. Berawal dari tes ujian masuk kelas untuk mengisi ruang kelas A tinggal satu bangku. Shena dan Jenika adalah dua murid baru yang harus memperebutkannya. Shena pemenangnya dimana ujian pengetahuan umumnya lebih unggul ketimbang Jenika sehingga Jenika harus turun ke kelas C. Satu ruangan dengan Tantra dan dua sahabatnya.
Namun Jenika beruntung karena selama di kelas C dia selalu peringkat pertama baik dalam kuis, UTS maupun UAS dan istimewanya lagi ia berhasil pacaran sama Tantra. Pangeran sekolah yang amat tampan. Yah walaupun bodoh sih. Apalagi sejak kepergian Shena ke Jerman menambah keberuntungannya. Jenika berhasil peringkat terbaik di sekolah diikuti Shena peringkat kedua. Sekarang, nasib Shena hampir menyamai Jenika.
Tak lama, Jihan dan Desvita yang merupakan sahabat satu ekskul paskibra datang. Jenika sengaja mengundang mereka supaya makin meriah. "JENIKA !!!” Dia sontak berdiri. Memeluk erat sahabatnya. Mereka juga tak lupa menyapa Tantra dan kawan-kawannya yang menatap agak sinis.
“Aku senang semuanya bisa kumpul. Aku sengaja ambil sekarang supaya bisa ketemu kalian,” ucap senang Jenika. Sebenarnya tujuan utama Jenika bukan itu tapi ingin bertemu Tantra. Jenika sudah tahu kalo mantannya sudah punya kekasih.
“Jenika. How are you friend ?” tutur Jimmy.
“Great Jimmy.”
“Jenika, kangen,” rengek Jihan memeluk manja sahabatnya
“Sama,” lanjut Desvita mewek.
Stevan dan Jimmy hendak memeluk tapi tatapan tegas tiga perempuan itu menghentikan gerakan mereka. "Heh, ngapain ?” tegur Desvita sewet.
“Mau peluk kangen juga,” tutur polos Stevan.
“GILAAA LO !!!” hentak Jihan merasa jijik.
“Minimal mandi bro. Emang lo udah mandi?” tambah Desvita masih sewet.